Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Memahami Sakit Setelah 2 Hari Terkapar

20 Agustus 2020   11:58 Diperbarui: 20 Agustus 2020   11:46 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hanya Fir'aun yang tak pernah mengalami sakit. Dan kecongkakan pun tumbuh dalam diri Fir'aun. Mengaku sebagai Tuhan. 

Manusia pasti pernah sakit. Karena sakit bagi manusia akan menunjukkan kemanusiaan nya yang lemah. Sakit juga dapat menujukan kasih sayang Tuhan, agar manusia tak terjerumus dalam kesombongan layaknya Fir'aun tersebut. 

Dan 2 hari saya terkapar dalam kondisi sakit. Tak bisa menulis dua hari di Kompasiana.  Ya, sambil baca baca lah. Akhirnya, kutemukan ilmu begini. 

Sakit dalam bahasa Indonesia hanya ada satu ya, sakit itu. Berbeda dengan bahasa Inggris yang membagi sakit menjadi tiga. Pertama, disease. Kedua, illness. Ketiga, sickness. 

Disease merupakan sakit yang dapat dilihat seperti luka di tangan kita. Illness merupakan sakit dalam perasaan kita. Sickness merupakan sakit berdasarkan kesepakatan dalam masyarakat kita. 

Jadi, seorang remaja yang dicubit pacarnya akan mengalami disease tapi tak merasakan sakit malah senang. Berarti tidak illness.  

Bagaimana ketika seseorang mengalami sakit? 

Orang yang mengalami sakit, pada awalnya akan menolak kalau dirinya sakit. Kalau bukti bukti menujukan sakit, maka akan muncul sikap marah. Kalau sudah marah, bukti bukti tetap menunjukkan dirinya sakit, maka dia akan berusaha untuk menawar. 

Dan kalau sudah menawar masih tetap sakit itu jelas ada pada dirinya, dia akan mengalami depresi. Dan kalau dia masih sakit juga ketika semua itu sudah dilalui, maka dia akan pasrah. 

Saya jadi ingat ketika korona ini semakin merajalela. Orang yang dikatakan mengalami gejala-gejala korona akan menolak. Kalau diperiksa semakin membuktikan dia korona, dia akan marah. Dan seterusnya, hingga ia mau dibawa ke rumah sakit atau ke wisma atlet. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun