Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dapatkah Mereka Disebut Gelandangan Politik

16 Agustus 2020   15:57 Diperbarui: 16 Agustus 2020   16:10 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berpolitik sebaiknya dalam rumah yang sudah disediakan. Jangan berpolitik di jalanan. Berpolitik di jalanan dapat berubah menjadi politik liar. 

Dalam sebuah sistem sudah dibuat aturan. Agar semua berjalan baik. Dalam sebuah aturan bersama. Karena kita menganggap diri kita sendiri sebagai makhluk berbudaya. Bukan makluk bar bar yang bisa bertindak sekehendak nafsu belaka. 

Ketika kita bicara politik, dalam sebuah demokrasi, sebaiknya melalui saluran politik yang ada. Partai politik dibentuk sebagai representasi kehendak rakyat. Partai politik menjadi wadah untuk menyalurkan hasrat politik. Walau sempurna apa pun. 

Dalam partai politik, sebuah kehendak politik dapat diukur dengan baik. Seberapa kehendak politik menjadi kehendak mayoritas rakyat di sebuah negara. 

Berpolitik di luar partai politik berarti dapat dikatakan sebagai aktivitas para gelandangan politik. Mereka merasa mewakili sebuah kehendak tapi tak jelas kehendak siapa. Kecuali sebuah klaim ngawur yang sulit dibuktikan. 

Mengumpulkan sepuluh orang kemudian membuat Deklarasi seolah olah ada sekian juta makhluk gaib ada di belakang mereka? 

Tak cukup. 

Mengumpulkan seratus orang kemudian membuat Deklarasi seolah olah ada jutaan makluk gaib yang bisa diklaim sebagai pendukung mereka? 

Tidak cukup. 

Berpolitiklah dengan cerdas dan mencerdaskan. Jika ingin berpolitik, masuklah rumah politik yang sudah disediakan sebaik mungkin untuk mereka yang berhasrat politik. Jangan mengumbar politik jalanan. Seolah-olah ogah politik tapi berpolitik. Sikap nir kesatria. Sikap pecundang yang kehilangan kalangan. 

Jangan mengumbar napsu politik dengan membungkusnya sebagai gerakan moral. Bau napsu politik tak mungkin di kerangkeng dalam bungkus moral. Siapa pun dapat membaca dengan mengeja kata demi kata yang bahkan kalian belum sempat mengucapkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun