Kalau ada orang ngomong sembarangan menuduh guru tidak kreatif saat PJJ, rasanya gregetan banget. Karena omongan itu cuma asal ngomong, gak mau melihat lebih dalam problem problem yang sebetulnya dialami guru.Â
Banyak banget teman teman saya kreatif. Bahkan sangat kreatif ketika harus melaksanakan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring. Misalnya saja, banyak yang membuat video pembelajaran bagus untuk menarik perhatian anak ketika belajar. Pokoknya menyenangkan. Â
Bikinnya bisa sampai lima jam untuk sebuah video pembelajaran yang lumayan menarik. Kemudian, setelah video jadi, guru teman saya itu pun masih dengan semangat tinggi membagikan tautan video pembelajaran yang sudah diunggah di kanal YouTube miliknya.Â
Saat pembelajaran tiba, dibagikanlah tautan video di kanal YouTube dia kepada anak-anak melalui grup WA kelas. Lima menit kemudian, mulai muncul masalah, karena beberapa anak mengalami gangguan sinyal.Â
"Pak, saya tak bisa masuk. Muter melulu," salah satu bunyi WA anak muridnya.Â
Teman saya pun mulai sedikit panik. Kemudian dia membagi video aslinya di grup WA. Biar langsung saja. Kemudian dia mulai tersenyum lagi. Seakan masalah sudah terselesaikan.Â
Ternyata ada lagi WA masuk. "Pak Kuota saya tak cukup." Dan kembali hilang senyum guru teman saya itu. Padahal senyum dia baru berkembang. Akhirnya, layu juga.Â
"Ya udah, saya tulis saja tugas melalui WAG. Biar anak anak mengerjakan dari buku saja."
Akhirnya dia pasrah juga. Keinginan untuk berkreatifitas langsung kempis.Â
Begitulah di Jakarta. Bisa di bayangkan bagaimana guru guru di puncak gunung harus bergelut dengan permasalahan internet ini. Masih dibilang gak kreatif juga?Â
Ya itulah tantangan guru. Harus kreatif menghadapi kondisi internet. Kalau udah denger yang begini, pengin rasanya gue beli perusahaan internet dan gue jadiin khusus untuk pembelajaran gratis.Â