Pelan tapi pasti. Itulah langkah Prabowo yang mulai menampakan diri. Dominasi luhut pun mulai digeser sedikit demi sedikit.Â
Langkah menggeser peran dari Luhut ke Prabowo memang tepat. Â Karena Medan yang dihadapi agak bergeser juga.Â
Dan sepertinya, penggede PDI-P juga mulai nyaman kembali bergandengan tangan bersama Prabowo. Paling tidak, malapetaka HIP dapat dihindari secepat mungkin.Â
Apalagi, hitung hitungan 2024 sudah mulai mepet. Jangan sampai terselip oleh kuda putih, apalagi kuda biru. Karena tak ada kuda hitam untuk 2024.
Keberanian Prabowo menghadapi gertakan kelompok radikal dalam menentukan calon wakil presiden di pemilu 2019 menjadi modal untuk kembali menghajar kelompok tersebut di tahun tahun mendatang. Hal ini, dapat kita lihat ketika kondisi berbalik arah pasca demo HIP. Radikalis terpojok.Â
Kita memang berharap masa depan negeri ini tidak terpolarisasi berdasarkan aliran. Dalam PDI-P tidak melulu nasionalis. Demikian juga di PAN atau PKB yang tidak melulu agamis.Â
Jika Gerindra tetap seperti ini, maka tinggal PKS saja sendirian yang bermain di kelompok aliran ini. Â Bisa bertahan, tapi mungkin tidak akan lama. Apalagi dengan munculnya Gelora, pasti sedikit banyak akan membuat keterbelahan.Â
Posisi ke depan memang sangat tepat dimainkan oleh Prabowo. Â Serangan radikalis akan mentok terhadapnya. Karena dia pernah digadang-gadang mereka.Â
Diberikannya kepercayaan untuk mengelola program limbung padi di Kalimantan Tengah menjadi pertanda yang semakin jelas arah posisi Prabowo dalam menggeser peran Sentral Luhut selama ini. Â Bukan hilang, memang. Tapi, Luhut mungkin akan semakin sering duduk di belakang.Â
Akankah negeri ini lebih baik? Semoga saja. Â Masa udah pada tua masih mikirin diri sendiri dan kelompoknya melulu? Malu sama cucu.Â