Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sudah Tahu Gak Becus, Kenapa Diangkat Jadi Menteri?

11 Juli 2020   18:01 Diperbarui: 11 Juli 2020   18:11 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Soeharto bisa dicontoh dalam hal demikian.  Tak pernah ada resuffle dalam jaman Soeharto. Semua menteri menjabat lima tahun full. Kenapa? Karena sebelum mengangkat seseorang menjadi salah satu menteri dalam kabinet nya, Soeharto sudah tahu jika dia adalah orang terbaik di bidang nya.  Soeharto tak pernah tak tahu seseorang yang akan dijadikan menteri di kabinet. Dari A sampai Z. 

Karena kabinet Soeharto berjangka lima tahun maka kabinet Soeharto selalu berhasil dalam menjalankan program yang sudah dituangkan dalam Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN).  Orang orang yang berkecimpung dalam berbagai hal juga bisa merencanakan banyak hal dalam jangka waktu lima tahun. Dapat dikatakan, kestabilan kabinet zaman Soeharto ikut mendukung kestabilan bidang lain. 

Berbeda dengan kabinet kabinet berikutnya.  Seakan akan resuffle kabinet menjadi obat dari ketidakberhasilan pemerintahan. Padahal, bagi saya sendiri, resuffle hanyalah cermin dari ketidakbecusan dalam memilih menteri. 

Apa presiden tak tahu kalau menteri Agama tak becus dan bukan orang terbaik di bidang yang akan dipimpinnya? 

Mungkin ada yang bilang, karena desakan partai partai pendukung. Kenapa presiden tunduk kepada partai dan mau saja mengangkat manusia tak becus dalam kabinetnya? Bukan partai yang akan menerima akibatnya. Rakyat yang tambah susah. Nama baik presiden yang akan dilihat. 

Sebaiknya, presiden presiden Reformasi belajar dari Soeharto. Karena dalam hal pembentukan kabinet, Soeharto terlihat paling bagus. 

Pilihlah orang terbaik di bidangnya.  Korek calon sampai a, b, c, d, e, f dan seterusnya sampai z. Buang saja nama siapa pun yang cuma diusulkan partai tapi presiden belum tahu tingkat kemampuannya. 

Bosan dengar resuffle. Pusing liat presiden marah marah. Lebih pusing lagi jika lihat menteri gak becus ngurus bidang nya. 

Kalau sudah terpilih orang terbaik. Biarkan dia bekerja lima tahun full.  Karena, masa 5 tahun itu terlalu sempit untuk sebuah perubahan. Ambil misal saja di kementerian pendidikan.  Ketika Anies diganti maka program program yang dirintis nya langsung berguguran. 

Baru siap siap mau lari ke Selatan, mendadak disemprit agar belok ke timur. Apa gak pusing guru guru juga.  Ada bahkan yang belum sempat tahu nama menteri pendidikan, tahu tahu menteri nya sudah diganti. Apalagi bicara program? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun