Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mencermati Kondisi Sanitasi Sekolah

19 Juni 2020   10:14 Diperbarui: 19 Juni 2020   10:13 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk akses air, 1 dari 3 Sekolah di Indonesia tidak memiliki akses kebutuhan mendasar ini. Adapun sarana cuci tangan, terdapat 35,19 persen atau 75.193 sekolah tidak memiliki sarana cuci tangan. Sedangkan mengenai ketersediaan jamban, terdapat 25.835 sekolah belum memiliki jamban. Bahkan 1 dari 2 sekolah tidak memiliki jamban yang terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan. (Kompas, Kamis, 18 Juni 2020) 

Berita di atas seharusnya menghentakkan kesadaran kita semua, terutama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa kondisi kesehatan di lembaga lembaga pendidikan belum memenuhi standar, bahkan sangat memprihatinkan. 

Sarat pembukaan sekolah untuk dapat melakukan kegiatan tatap muka salah satunya adalah ketersediaan sanitasi yang baik. Jangan kan kita bicarakan ketersediaan sanitasi yang baik, karena keberadaan sanitasi saja belum ada. 

Bagaimana mungkin, ada sekolah yang saat ini tak mempunyai tempat cuci tangan? Bagaimana mungkin untuk saat ini, masih ada sekolah yang tak memiliki akses air? 

Selama ini, terkesan sekali bahwa urusan sekolah hanya urusan di dalam ruang kelas.  Tak ada pendidikan selain di dalam ruang ruang kelas tersebut. 

Akibatnya, menjadi wajar jika sanitasi di sekolah berantakan. Karena sanitasi dianggap bukan bagian dari dunia pendidikan. 

Seharusnya sudah menjadi persyaratan dasar pada setiap pembangunan gedung sekolah untuk sekaligus membangun sarana sanitasi nya.  Jangan dipisahkan antara keduanya. Akibatnya, sarana sanitasi akan benar-benar terlupakan. Dan pada akhirnya, akan menjadi logika umum bahwa pendidikan tak mencakup pendidikan kesehatan melalui sarana sanitasi yang memadai. 

Kini, terpaksa kita harus menyadari bersama.  Ketika pandemi covid-19 datang menyerang, tak bisa tidak kita harus berurusan dengan sanitasi sekolah yang baik.  Ketika ternyata brlum tersedia, harus segera disediakan.  Apalagi hal ini berkaitan dengan sarat pembukaan sebuah sekolah untuk menyelenggarakan tatap muka. 

Jangan sampai, tatap muka tak akan pernah terjadi karena sarat tak pernah terpenuhi. Gile banget, jika sampai terjadi seperti itu. 

Pemda jangan pangku tangan. Pemda selama ini memang mengurusi fisik gedung sekolah.  Jangan sampai semua rencana untuk menghadapi era normal baru di dunia pendidikan gagal karena pemda tak pernah mau peduli. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun