Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dia Sudah Mati

23 April 2020   07:53 Diperbarui: 23 April 2020   07:57 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Bobo.grid.id

Semalam dia pulang ke kotanya. Istrinya sedang sakit. Dan sakitnya semakin parah. Tak elok jika dia tak pulang, mungkin untuk yang terakhir. 

"Sabar ya," katanya sambil mengecup keningku. 

Kenapa laki-laki selalu menyuruh perempuan sabar. Sementara dia sendiri tak pernah bisa sabar. 

"Aku pasti kembali," kemudian dia bergegas menuju mobilnya dan meninggalkan sayatan paling luka. 

Benarkah? 

Saat ini saja, dia pulang hanya karena istrinya sakit. Hanya karena takut dikutuk oleh keluarga besarnya. Hanya karena.... 

Padahal, berpuluh tahun lalu, mungkin dia telah mengucapkan kata-kata yang sama kepada perempuan yang kemudian dia jadikan istrinya itu. 

Mungkinkah nasibku akan sama. Ditinggalkannya kelak jika dia sudah merasakan bosan dan ada perempuan lain lagi? 

Aku terus menyuri pantai. Sendiri. Sesekali memandang senja. Senja yang selalu menjadi batas antara bahagia dan luka. 

"Aku juga bisa pergi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun