Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Tukang Kredit Lari Terbirit-birit

12 April 2020   10:20 Diperbarui: 12 April 2020   10:32 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paling sebel punya tetangga kok hobinya kredit. Kredit panci, kredit piring, kredit sapu, kredit sendal.  Semua dikreditin. 

Alasannya masuk akal juga sih. Kalau pengin nabung buat beli, tak pernah kebeli, Pak.  Baru nabung sepuluh ribu, ada tukang somay, langsung amblaz.  Nambah jadi sepuluh ribu lagi, ada tukang mainan anak-anak, amblaz lagi. Tapi kalau bayar kredit, bisa, Pak. 

Indonesia banget, tetangga gue ntuh.  Gak pernah bisa nabung. Baru mulai nabung, otaknya selalu melongok ke sana. Jadi tabungan tak pernah beranjak dari jumlah sepuluh ribu rupiah. 

Dari kredit, emang tetangga ku itu bisa beli teve. Bahkan kulkas juga didapatkan dari cicilan kredit.  Motor juga tak lepas dari kredit mengkredit. 

Sampai di sini tak masalah. Justru, aku rasa kredit itu adalah jurus jitu orang yang ingin memiliki sesuatu. Tukang kredit adalah dewa penolong para ibu yang napsu belinya tinggi. Di sisi lain, ogah menabung. 

Selama ini juga tak masalah terhadap ku sebagai tetangga nya.  Dia biasa. Aku juga biasa. Tak ada keluhan tentang dunia perkreditan nya. 

Mulai bermasalah ketika aku dan keluarga ku harus berada di rumah seharian, bahkan sebulanan.  Mulai tersembul masalah. Dan ngeselin. 

Tukang kredit. Namanya juga tukang kredit.  Tiap hari dia keliling. Untuk menagih cicilan kredit para debitur nya.  Masa mau ngrumpi ngrumpi? 

Hari kedua aku di rumah, ada orang menggedor pintu rumah.  Sebagai tuan rumah yang baik, meski lagi tanggung makan, langsung lari menyambut tamu. Karena memuliakan tamu itu merupakan salah satu ciri orang beriman kepada Allah dan hari Akhir. 

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun