Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

FPI Berubah atau Tamat?

10 Mei 2019   11:45 Diperbarui: 10 Mei 2019   12:35 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kata kata penuh amarah para pimpinan FPI sering membuat masyarakat kurang simpatik terhadap organisasi ini.   Mengaku sebagai organisasi kemasyarakatan Islam, akan tetapi kata kata yang keluar dari mulut mereka, membuat banyak orang terperangah. 

Tak bisa dipungkiri,  organisasi ini juga sering memberikan bantuan.   Setiap ada bencana dapat dipastikan hadir juga di sana pasukan dengan seragam bertuliskan FPI.  

Permainan politik seharusnya bukan ranah organisasi kemasyarakatan.   Akan tetapi,  ketua umum FPI sendiri terusir dari negeri ini karena libatan masalah politik. Tentunya tidak murni politik,  karena ada persoalan lain yang juga menjadi tuduhan terhadap nya. 

Petisi pembubaran FPI sudah melebihi angka seratus ribu.   Walau sering dibantah dengan mengatakan bahwa orang yang mencintai FPI lebih banyak,  akan tetapi persoalan tak akan selesai hanya dengan bantahan.   Petisi harus dihadapi dengan arif.   Karena jumlah ratusan ribu dalam sebuah petisi sudah dapat dikatakan sangat banyak. 

Apalagi jika membandingkan petisi pembubaran atau tidak diperpanjang izin FPI sebagaimana dikemukakan HNW dengan pembubaran OPM.  Logika yang sama sekali tidak nyambung. 

Jika FPI bisa mengubah sikap nya selama ini,  saya rasa masyarakat tidak keberatan FPI tetap eksis di negeri ini.   Akan tetapi jika FPI dalam syiar Islam masih juga menerobos hukum positif di negeri ini,  maka tak perlu izin itu diperpanjang. 

Apalagi jika FPI semakin tergiur bermain politik, maka sebaik FPI berubah kelamin menjadi partai politik.  Agak kehidupan politik juga lebih sehat. 

Silakan pilih. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun