Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kemarin, Aku Curi Doa Mereka

16 Oktober 2018   09:28 Diperbarui: 16 Oktober 2018   10:28 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Doa doa mereka sungguh keterlaluan.  Doa doa mereka hanya berisi sumpah serapah dan kebencian.

"Tak akan aku biarkan!" Kataku dalam hati sambil terus mengawasi gerak gerik mereka.

Entah kenapa dan tepatnya entah mulai kapan, musola di pinggir desa itu menjadi semacam persemayaman para pembenci.  Bermula dari doa yang menginginkan kebaikan bagi semua, kemudian perlahan doa mereka hanya untuk kebaikan kelompoknya belaka.  Dan perlahan pula berubah menjadi kutukan pada setiap yang tak sefaham.  Dan sekarang, doa mereka hanyalah ungkapan kebencian dan kemarahan yang memuncak.

Jumlah mereka semula hanya beberapa, tapi aku lihat bertambah dan terus bertambah setiap harinya.  Bukan hanya dari kampung ku.  Ternyata jemaahnya juga ada yang dari luar kota.

Mereka semua seperti sedang menyatakan kebersamaan mereka dalam bingkai kemarahan dan kebencian yang sama.  Bahkan seperti sebuah warisan yang hendak mereka jadikan pesta bersama menuju satu titik.

Ini dia yang selalu menyesakkan dadaku.

"Hancurkan mereka, luluh lantak kan mereka, lenyapkan mereka," selalu diulang, diulang, dan diulang pada setiap doa mereka.

Aku mengendap.  Perlahan aku mencari posisi yang tepat.  Dan mulai bersiap.

Kekuatan aku kumpulkan sepenuh jiwa.  Doa doa mereka mewujud dalam sinar sinar merah menuju langit.  Dan saat itulah, aku tangkap semua.binar binar doa mereka yang sedang melayang menuju langit.

Semuanya.  Semuanya kutampung dalam kantong khusus yang sudah aku siapkan sebelum nya.

Mereka tak menyadari kalau doa doa mereka aku curi.  Aku ganti doa doa mereka menjadi doa doa yang lembut.  

Aku telah mencuri doa doa mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun