Sangat tepat temanya, "UN Mendadak HOTS".
Baru kemarin dipasarkan tentang soal HOTS, tahu-tahu di UNBK SMA sudah HOTS, maka layak disebut sebagai mendadak HOTS. Â Dan selalu demikian. Entah kenapa?
Indonesia tak selebar daun kelor. Indonesia bukan Jakarta. Guru berjumlah jutaan. Ada yang di perkotaan dengan informasi yang berlimpah. Ada juga yang bermukim di atas-atas awan. Yang informasi tak bisa datang kepada mereka tepat waktu. Jangan tanya jaringan? Belum ada sinyal.
Kalau di Jakarta saja masih banyak guru yang mendengar soal HOTS dengan samar-samar, lalu bagaimana guru-guru di luar Jawa?
Janganlah selalu berpikir bahwa kalau sudah dideklarasikan di jakarta atau di kota-kota besar di Jawa terus seluruh Indonesia tahu semua. Terus semua guru paham sepaham-pahamnya.
Ada sebuah berita yang pernah saya baca dan cukup menggiriskan. Â Ketika di Jakarta sudah sibuk berantem tentang Kurikulum 2013, ternyata ada sebuah SD, mungkin juga banyak di tempat lain, yang Kurikulumnya masih Kurikulum 1994. Mereka tak pernah mendapat pelatihan atau penataran tentang Kurikulum 2004 dan 2006. Gila kan? Itu saja dalam waktu satu dasawarsa.
Sebaiknya pendidikan negeri ini dipijakkan dengan pijakan jangka panjang. Â Jangan setiap menteri lalu punya kebijakan sendiri-sendiri. Waktu lima tahun terkadang tidak cukup untuk menjadikan sebuah kebijakan sampai di ranah paling bawah di daerah paling pelosok negeri ini. Apalagi kalau mendikbud hanya 2 tahun. Â Pasti akan kekurangan waktu.
Demikian juga dengan ramai-ramai soal HOTS. Guru-guru yang jutaan itu beri pelatihan dulu. Dengan baik jangan asal latihan karena target waktu yang mepet seperti pelataihan Kurtilas yang diburu waktu dulu. Kalau dicek ke daerah-daerah bahwa soal HOTS sudah dipahami dengan baik, bikinlah soal yang paling hots sekalipun tak apa. Karena segalanya sudah siap.
Pak Menteri, jangan salahkan guru-guru lagi. Kasihan teman-temanku yang sudah bekerja mati-matian demi nama baik para bupati itu terus merana karena HOTS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H