Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pak Muhajir, Berpikirlah Jangka Panjang

19 April 2018   10:52 Diperbarui: 19 April 2018   10:52 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sangat tepat temanya, "UN Mendadak HOTS".

Baru kemarin dipasarkan tentang soal HOTS, tahu-tahu di UNBK SMA sudah HOTS, maka layak disebut sebagai mendadak HOTS.  Dan selalu demikian. Entah kenapa?

Indonesia tak selebar daun kelor. Indonesia bukan Jakarta. Guru berjumlah jutaan. Ada yang di perkotaan dengan informasi yang berlimpah. Ada juga yang bermukim di atas-atas awan. Yang informasi tak bisa datang kepada mereka tepat waktu. Jangan tanya jaringan? Belum ada sinyal.

Kalau di Jakarta saja masih banyak guru yang mendengar soal HOTS dengan samar-samar, lalu bagaimana guru-guru di luar Jawa?

Janganlah selalu berpikir bahwa kalau sudah dideklarasikan di jakarta atau di kota-kota besar di Jawa terus seluruh Indonesia tahu semua. Terus semua guru paham sepaham-pahamnya.

Ada sebuah berita yang pernah saya baca dan cukup menggiriskan.  Ketika di Jakarta sudah sibuk berantem tentang Kurikulum 2013, ternyata ada sebuah SD, mungkin juga banyak di tempat lain, yang Kurikulumnya masih Kurikulum 1994. Mereka tak pernah mendapat pelatihan atau penataran tentang Kurikulum 2004 dan 2006. Gila kan? Itu saja dalam waktu satu dasawarsa.

Sebaiknya pendidikan negeri ini dipijakkan dengan pijakan jangka panjang.  Jangan setiap menteri lalu punya kebijakan sendiri-sendiri. Waktu lima tahun terkadang tidak cukup untuk menjadikan sebuah kebijakan sampai di ranah paling bawah di daerah paling pelosok negeri ini. Apalagi kalau mendikbud hanya 2 tahun.  Pasti akan kekurangan waktu.

Demikian juga dengan ramai-ramai soal HOTS. Guru-guru yang jutaan itu beri pelatihan dulu. Dengan baik jangan asal latihan karena target waktu yang mepet seperti pelataihan Kurtilas yang diburu waktu dulu. Kalau dicek ke daerah-daerah bahwa soal HOTS sudah dipahami dengan baik, bikinlah soal yang paling hots sekalipun tak apa. Karena segalanya sudah siap.

Pak Menteri, jangan salahkan guru-guru lagi. Kasihan teman-temanku yang sudah bekerja mati-matian demi nama baik para bupati itu terus merana karena HOTS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun