Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mafia Ikan dan Ketegaran Emak Susi

11 Januari 2018   07:42 Diperbarui: 11 Januari 2018   09:29 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dari Kompas.com

Siapa yang kenal dan mengagumi emak-emak yang satu ini.  Bukan hanya kenyentrikannya saja sebagai seorang menteri, tapi juga kegigihan memperjuangkan masa depan laut kita.  Menteri inilah salah satu dari sedikit menteri yang benar-benar bekerja dengan baik.

Selalu saja orang baik dilemahkan.  Para mafia ikan pasti terganggu dengan integritas seorang menteri kelautan.  Mafia tak bisa berkutik tawar menawar dengan emak-emak penuh vitalitas ini.  Tak ada cara lain selain menjatuhkannya.

Belum lama ini terdengar santer Emak Susi mau dilengserkan dari kursi menteri karena terlalu banyak kepentingan mafia yang dihajarnya.  Para Mafia itu bahkan dengan cerdik memanfaatkan kepolosan nelayan atau mungkin juga orang-orang yang dimiripkan nelayan untuk berdemo agar Emak Susi melemahkan semangatnya membangun masa depan laut kita, masa depan negeri ini.  Tak berhasil juga.

Sekarang dengan niat sama tapi suara yang agak hati-hati.  Tapi tetap rakyat negeri ini mengerti, pasti semua ini toh ulah para mafia yang sedang terganggu kepentingannya.

Dan Emak Susi tetap tegar.

Ekspor ikan memang harus tetap dijaga.  Tapi bukan berarti kita harus melupakan kelestarian dunia bawah air hanya demi ekspor ikan yang meningkat.  Ekspor ikan tetap bisa meningkat kok, walau para maling itu kapalnya tetap ditenggelamkan sedalam-dalamnya.  Kerusakan laut sudah parah dan didiamkan oleh para pejabatnya yang selalu sibuk korupsi dan memperkaya diri.  Tapi, tidak dengan Emak Susi.

Emak Susi sedang berjuang untuk masa depan laut kita agar tetap lestari.  Agar tetap bisa dinikmati oleh anak cucu kita kelak nanti.  Laut tidak hanya harus diambil ikannya, tapi juga harus dijaga pula rumah-rumah nyaman ikan dari kerakusan cantrang.  Dan apakah nelayan kecil punya cantrang?  Cantrang itu mahal, pasti cukong yang punya.  

Dan penggunaan cantrang hanya akan membuat segala isi laut kita menjadi rusak.  Ekspor meningkat tapi hanya sementara, sebelum semua menjadi rusk binasa.

Mafia tak pernah berpikir masa depan.  Mafia hanya berpikir tentang kantong saku dan kehasngatan tubuh istri muda.  Maka, mari saatnya kita berdiri di belakang Emak Susi.  Mari lawan mafia dengan nurani.

Terus berjuang, Emak Susi....!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun