Siapa yang kenal dan mengagumi emak-emak yang satu ini. Â Bukan hanya kenyentrikannya saja sebagai seorang menteri, tapi juga kegigihan memperjuangkan masa depan laut kita. Â Menteri inilah salah satu dari sedikit menteri yang benar-benar bekerja dengan baik.
Selalu saja orang baik dilemahkan. Â Para mafia ikan pasti terganggu dengan integritas seorang menteri kelautan. Â Mafia tak bisa berkutik tawar menawar dengan emak-emak penuh vitalitas ini. Â Tak ada cara lain selain menjatuhkannya.
Belum lama ini terdengar santer Emak Susi mau dilengserkan dari kursi menteri karena terlalu banyak kepentingan mafia yang dihajarnya. Â Para Mafia itu bahkan dengan cerdik memanfaatkan kepolosan nelayan atau mungkin juga orang-orang yang dimiripkan nelayan untuk berdemo agar Emak Susi melemahkan semangatnya membangun masa depan laut kita, masa depan negeri ini. Â Tak berhasil juga.
Sekarang dengan niat sama tapi suara yang agak hati-hati. Â Tapi tetap rakyat negeri ini mengerti, pasti semua ini toh ulah para mafia yang sedang terganggu kepentingannya.
Dan Emak Susi tetap tegar.
Ekspor ikan memang harus tetap dijaga. Â Tapi bukan berarti kita harus melupakan kelestarian dunia bawah air hanya demi ekspor ikan yang meningkat. Â Ekspor ikan tetap bisa meningkat kok, walau para maling itu kapalnya tetap ditenggelamkan sedalam-dalamnya. Â Kerusakan laut sudah parah dan didiamkan oleh para pejabatnya yang selalu sibuk korupsi dan memperkaya diri. Â Tapi, tidak dengan Emak Susi.
Emak Susi sedang berjuang untuk masa depan laut kita agar tetap lestari. Â Agar tetap bisa dinikmati oleh anak cucu kita kelak nanti. Â Laut tidak hanya harus diambil ikannya, tapi juga harus dijaga pula rumah-rumah nyaman ikan dari kerakusan cantrang. Â Dan apakah nelayan kecil punya cantrang? Â Cantrang itu mahal, pasti cukong yang punya. Â
Dan penggunaan cantrang hanya akan membuat segala isi laut kita menjadi rusak. Â Ekspor meningkat tapi hanya sementara, sebelum semua menjadi rusk binasa.
Mafia tak pernah berpikir masa depan. Â Mafia hanya berpikir tentang kantong saku dan kehasngatan tubuh istri muda. Â Maka, mari saatnya kita berdiri di belakang Emak Susi. Â Mari lawan mafia dengan nurani.
Terus berjuang, Emak Susi....!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H