Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tarian Kuda

15 Desember 2017   14:08 Diperbarui: 15 Desember 2017   14:31 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku yakin kamu belum pernah melihat tarian kuda.  Jangankan tariannya, melihat kuda pun pasti tempatnya di Monas.  Kuda delman.  Itu sih gak seru.  Biasa-biasa saja.

Tarian kuda itu hanya ada di padang liar.  Dan hanya kuda liar yang bisa menarikannya.  Tidak sembarang kuda bisa menarikan tarian kuda.  Apalagi kuda rumahan.  Mungkin tak pernah mengenal tarian yang dinamakan tarian kuda.

Tarian kuda biasanya ditarikan oleh kuda betina yang sedang birahi.  Tarian panggilan untuk kuda jantan agar mendekat dan membuahinya karena sel telur sudah matang.  Sebuah panggilan alam.

"Kamu pernah lihat tarian kuda?" tanyaku pada perempuan itu.

"Tarian kuda?"

"Iya."

"Memang kuda bisa menari?"

Aku pun ceritakan sejarah tarian kuda dan bagaimana kuda menarikan tarian itu dan terutama tujuan tarian kuda.  Dan perempuan itu berdiri menarikan tarian kuda.  Begitu hebat.  Begitu lezat.

Aku heran, darimana dia mampu menarikan tarian kuda itu?  Padahal tahu tarian kuda pun baru saja.  Setelah aku ceritakan segalanya.  Kuda-kuda Bima yang dulu selalu menarikan kuda seperti muncul dalam bayangan tarian perempuan yang sejak tadi sudah berada di kamar hotel bersamaku.  Perempuan yang selalu berpidato berapi-apai tentang pelestarian alam itu ternyata bisa menarikan tarian kuda dengan sempurna.

Aku pun mendengus.  Seperti terbang menjadi kuda jantan yang siap menerkam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun