Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengintip Papua Era Jokowi

12 Mei 2015   09:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:08 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semua warga bernurani di negeri ini pasti berharap Papua akan lebih baik lagi.  Dan langkah yang dilakukan Presiden Jokowi dengan membebaskan narapidana politik adalah langkah yang sangat patut diapresiasi.  Perbedaan politik adalah wajar dan sangat diperlukan dalam kehidupan sebuah negeri.  Sehingga, jangan lagi ada pemenjaraan terhadap siapa pun yang berbeda dalam sikap politik.  Termasuk dalam menghadapi masa depan Papua yang lebih baik.

Papua yang lebih baik juga akan menjadi masa depan Indonesia yang lebih baik.  Akan tetapi, kepentingan-kepentingan sesaat dan sangat sempit sering membelokkan nurani yang lurus.  Maka, sudah seharusnya, pemerintah pusat di Jakarta membuang dan menyingkirkan para pemegang kepentingan sendiri, sesaat, dan segelintir orang demi kepentingan diri dan kelompoknya dan kemudian menggantikan dengan kepentingan kebangsaan yang bernurani.

Persatuan Papua sebagai bagian dari Indonesia sudah selesai.  Persoalan yang kita harus hadapi bersama, baik orang Papua atau orang-orang Jakarta adalah bagaimana menjadikan Papua menjadi tanah yang menyejahterakan bagi semua warganya.  Menyejahterakan jangan hanya dimaknai sebagai kelimpahan ekonomis belaka tapi kesejahteraan dalam arti yang lebih luas termasuk kebebasannya untuk berkegiatan politis tanpa beban atau stigma pemberontak.

Mari saatnya duduk bersama.  Bukan lagi saling curiga.  Apalagi saling menelikung.  Berbicara dengan hati yang tulus pasti akan menjadikan banyak hal mudah tertemukan jawabannya.  Hambatan-hambatan yang paling sulit terpecahkan selama ini pun akan dapat diterobos bila hati saling menyapa.

Papua adalah Indonesia.  Penderitaan Papua juga harus diartikan sebagai penderitaan Indonesia.  Mari duduk saling menyapa.  Mari duduk saling bicara.  Setelah itu, mari kita bekerja bersama.  Untuk Papua dan Indonesia yang lebih bermasa depan.

Membenahi Indonesia juga harus menusuk ke Papua.  Selama ini, berita yang mencuat selalu pada birokrasi yang belum maksimal karena korupsi yang banyak terjadi di Papua.  Kesejahteraan tertahan hanya pada para elitnya belaka.  Maka KPK juga harus hadir di Papua.  Karena korupsilah yang juga telah membuat Papua juga Indonesia merana.

Kesuburan tanah Papua akan sangat bermanfaat bagi negeri ini.  Apalagi bagi Papua.  Maka, jangan sampai kesan Papua hanya diekploitasi untuk Jakarta bahkan untuk perusahaan-perusahaan multinasional belaka harus diberi titik.  Tak ada lagi eksploitasi bumi Papua sebagaimana selama ini terjadi.  Eksploitasi harus betul-betul diperhitungkan.  Generasi masa depan Papua tak boleh diwarisi kerusakan lingkungan belaka.

Mari songsong masa depan Papua yang lebih baik.  Presiden Jokowi sudah memulainya.  Jangan sampai orang-orang dibawahnya tak mampu menjabarkan apa yang sudah dimulai oleh Presiden Jokowi.  Apalagi kalau sampai terjadi hambatan-hambatan oleh bawahan presiden karena ketidakmengertian atau bahkan hanya karena kepentingan diri dan kelompoknya belaka.  Selama ini, program pemerintah pusat sudah banyak yang ideal tapi berantakan ketika harus dijabarkan oelh pejabat-pejabat di tingkat implementatif.

Misalnya saja, tentang Menpolhukam seakan masih setengah langkah belaka.  Apakah nanti di bawahnya justru akan melangkah mundur?  Ini yang harus dicermati.  Pejabat di tingkat menengah yang terkadang menjadi penghambat potensial pada implementasi kebijakan yang sudah ideal di tingkat pusat selama ini.

Papua adalah Indoneisa.  Kebahagian Papua juga kebahagian Indonesia.  Penderitaan Papua juga penderitaan Indonesia.  Mari bahagia bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun