Sialan! Betul-betul sialan! Si anak bawang itu bikin ulah lagi. Ia betul-betul musuh kita. Maka tak ada jalan lain, kecuali kita lakukan strategi bersama. Keroyok sampai bonyok. Sampai termeek-meek kapok! Ya, rupa-rupanya dia tak tahu kalau kita sudah bersatu. Dan kalau kita bersatu, tak akan ada yang dapat mengalahkan kita. Apalagi si Denny anak kemarin sore itu.
Maka bersatulah para koruptor dan calon koruptor. Jangan sampai ada dari kita yang dijerat hukum. Kalau apes terjerat, ya kita bela melalui remisi. Tanpa kerja sama, kita akan merana. Dengan kerja sama, musuh kita akan binasa.
DPR, saya tak tahu lagi harus menerjemahkannya sebagai apa. Tapi kengototannya melawan kemhukham atau lebih tepatnya Denny Indrayana begitu kentara. Kentara bahwa DPR bukan lagi mewakili rakyat. DPR sedang berjuang membela kawan-kawannya. Yang kebetulan tertangkap sebagai koruptor. Kata Mas Cahyo seperti dikutip Kompas hari ini ada 102 orang terkena pengetatan remisi. Tapi Cahyo gak mikir kalau ada 200 juta lebih rakyat Indonesia yang disengsarakan oleh para koruptor itu. DPR kok membela koruptor dan membiarkan rakyat yang menderita karena korupsi? Maka saya tak bisa menggerakkan jari-jari untuk menulis DPR sebagai wakil rakyat. Preeeetttt....!
Lalu siapa yang membela rakyat? Setelah para koruptor bersatu padu?
Marilah kita, rakyat Indonesia...bersatulah, hadapi para koruptor itu, walau mereka bilang wakil kita!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H