Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ahok dan SBY, Cermin Dua Wajah Negara Paling Menyeramkan

5 Agustus 2014   20:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:21 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rakyat ditinggalkan negara.  Rakyat dibiarkan mengurus masalahnya sendiri.  Silakan berbuat dan silakan tanggung akibatnya.  Negara entah pergi ke mana.  Inilah wajah negara di tangan seorang Presiden Bernama SBY.  Banyak yang merasa kehilangan negara dalam menyelisik setiap masalah yang terjadi di negeri ini.  Seolah-olah negara absen di saat-saat negara seharusnya hadir.

Lalu untuk apa ada negara?

Negara hadir sebagai sebuah harapan akan kesejahteraan rakyatnya.  Negara hadir bukan untuk menakut-nakuti rakyatnya, apalgi membunuhnya.  Negara hadir sebagai wujud dari keinginan bersama menuju sejahtera.  Kalau di negeri kita sendiri, kehadiran negara diharapkan mampu mewujudkan kesejahteraan dari pinggir Sabang sampai dengan pinggir Merauke.

Tapi, kalau ditanya pada orang-orang Syiah atau Ahmadiyah yang dihantui perasaan was-was terhadap ulah segelintir preman agama apakah mereka merasakan kehadiran negara dalam kehidupannya yang penuh ketakutan?  Maka, kemungkinan besar akan Anda lihat gelengan kepala yang tak terhitung jumlahnya.

Pemerintahan SBY seakan mencerminkan wajah negara yang cuek dan tak mau hadir di tengah-tengah gejolak maslah yang ditanggung warganya.

Lalu, muncul Ahok.  Dengan gaya preman birokratnya.  Dia hajar habis PKL dengan suara lantangnya.  Jakarta bukan lagi temapt mereka menanggung penderaitaan hidup yang sudah cukup dalam diderita di daerahnya.  Babat habis PKL.  Karena mereka telah melanggar hukum.  Titik.  Dan siapa pun yang melanggar hukumharus disikat habis.  Urusan perut dan kehidupan meraka, bukan urusan pemerintah.  Karena pemerintah hanya hamba hukum.

Ahok pun muncul sebagai negara yang hadir di tengah rakyatnya.  Tapi, dalam wajahnya yang garang.  Yang menganggap rakyat sebagai masalah yang harus diselesaikan (babat habis).

SBY dan Ahok memang mencerminkan wajah negara.  Yang satu wujud negara dalam wajahnya yang lemah, cuek, dan tak hadir.  Sedangkan yang satunya lagi wujud kehadiran negara dalam sisi kejamnya.

Ahok dan SBY adalah negara yang paling menyeramkan.  Rakyat sedang memimpikan pemimpin sebagai wujud negara yang hadir dalam keramahananya.  Memang lambat tapi manusiawi dan berjangka panjang.  Lebih-lebih bisa menyejahterakan.

Siapakah wajah ketiga yang diimpikan itu?  Mari kita wujudkan dengan pertisipasi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun