[
Sore. Â Sehabis mandi. Â Menyalakan televisi. Â Mencari acara yang bagus. Â Ah, mana ada acara televisi yang bagus ya? Â Televisi sekarang ini terlalu dikejar-kejar rating sehingga melupakan kualitas. Â Acara seperti apa pun langsung beranak pinak di hampir semua televisi kalau acara itu mampu unggul dalam rating. Â Maklum juga sih. Â Televisi kan hidup dari iklan. Â Kalau tak ada iklan, televisi akan mati dengan sepenuh hati.
Apalagi sekarang televisi juga sudah dikuasai oleh kelompok tertentu. Â Lihat saja kalau ada pemilu atau pemilukada. Â Kita bisa tahu televisi mana memihak siapa karena apa.Â
Masih mau nonton televisi?
Lho, kalau sore-sore begini. Â Sehabis mandi. Â Terus mau disuruh apa? Â Enaknya kan nyantai sambil menonton televisi. Â Apa saja lah, yang ringan-ringan saja.
Diah pun duduk di depan televisi. Â Tak begitu lama, Rara juga muncul. Â Ikut duduk menonton televisi.
"Ra, ibu dengar, kamu masih suka merokok?" tanya Diah ingin tahu reaksi Rara.
Rara diam. Â Mungkin Rara tak menyangka kalau akan ditanya masalah rokok ini. Â Selama ini, Rara memang masih suka merokok. Â Suka tak tahan mulut Rara kalau tidak merokok.
"Masih, Ra?" ulang Diah.
Rara mengangguk.
"Ibu marah, ya?" tanya Rara ketakutan.