Pertanyaan itu yang paling ditakuti Diah. Â Pertanyaan yang selalu menjadi teror bagi hari-hari Diah. Â Kenapa harus ada pertanyaan seperti itu?Â
Kenapa orang lebih suka pertanyaan tentang perkawinan? Â Bukankah perkawinan merupakan persoalan yang bersifat pribadi?
Tapi inilah Indonesia.
Di negeri ini, usia perempuan lajang sepertinya dibatasi hanya sampai 25 tahun. Â Berani melebihi usia normal, maka akan segera datang aneka cibiran. Â Dan Diah sudah lebih dari itu. Â Bahkan lebihannya tak bisa dihitung dengan jari tangan yang hanya ada sepuluh itu. Â Hari-hari pun akan menjadi sebuah teror.
Di Jakarta masih mending. Â Tak banyak orang yang masih terkungkung dengan hal-hal begituan. Â Sekarang Diah ada di kota kecil, bahkan bisa juga disebut sebagai kampung nan udik. Â Sehingga Diah memang harus siap kuping siap malu menghadapi pertanyaan seperti itu.
Diah hanya tersenyum.
"Sama anak juga?" tanya ibu itu lagi.
Sialan, bisik hati Diah. Â Perempuan ini sepertinya memiliki mulut comel. Â Tak bisa ditutup kalau tak digampar. Â Muka Diah sudah berubah semu merah.
Untung iqomat dikumandangkan. Â Diah diselamatkan dari pertanyaan teror tersebut. Â Tapi, sampai kapan? Â Bagaimana kalau seusai salat, perempuan itu menanyakan lagi hal itu?
Diah cepat bergegas seusai salat. Â Diah tak mau dipermalukan di depan orang banyak.
"Fra, siapa sih ibu-ibu yang rambutnya agak kusut itu?" tanya Diah sesampainya di rumah.