Mohon tunggu...
Mochamad Sean Fathrezza
Mochamad Sean Fathrezza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya penulis bebas untuk memenuhi tugas dan kebutuhan :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Teori Sosiologi Komunikasi dengan Sejarah Singkat Jenderal Besar TNI AH Nasution

6 Juli 2024   18:00 Diperbarui: 6 Juli 2024   18:02 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abdul Haris Nasution, juga dikenal sebagai Jenderal A.H. Nasution, adalah seorang politikus dan jenderal terhormat yang lahir di Desa Hutapungkut, Kotanopan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, pada 3 Desember 1918. Nama lengkapnya adalah Abdul Haris Nasution, dan dia berasal dari keluarga Batak Muslim. Buku Nasution, "Strategi Perang Gerilya", yang diterjemahkan ke berbagai bahasa dan menjadi buku wajib akademi militer di banyak negara, dikenal sebagai pencipta dasar perang gerilya dalam perang melawan penjajahan Belanda. Meskipun dia pernah dikritik karena mengusulkan Dwi Fungsi ABRI, jasa besarnya tidak dapat dipisahkan dari perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia hingga masa Orde Baru.

Partai Komunis Indonesia (PKI) mencoba melakukan kudeta pada tahun 1965. Rumah Nasution diserang, dan putrinya meninggal. Namun, dia berhasil melarikan diri dengan memanjat dinding dan bersembunyi di rumah duta besar Irak. Dia diangkat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan membantu Presiden Soeharto dalam gejolak politik berikutnya. Dia digulingkan dari kekuasaan pada tahun 1971 karena konflik dengan Soeharto, yang menganggapnya sebagai rival. Setelah dipecat dari kekuasaan, Nasution berubah menjadi lawan politik pemerintahan Orde Baru Soeharto. Namun, pada 1990-an, dia dan Soeharto mulai mencapai kesepakatan. Setelah mengalami strok dan koma, ia meninggal dunia di Jakarta pada 6 September 2000. Di Taman Makam Pahlawan Kalibata, jenazahnya dimakamkan.

Masalah ini erat kaitannya dengan Teori Konflik oleh Karl Marx yang dimana salah satu perspektif dalam sosiologi dan psikologi sosial yang berpendapat bahwa perubahan sosial yang terjadi disebabkan oleh konflik. Disitu dijelaskan A.H. Nasution setelah mengalami konflik dengan Soeharto, Nasution kemudian berubah menjadi lawan politik pemerintahan Orde Baru Soeharto. Kemudian, Nasution dan Soeharto mulai mencapai kesepakatan untuk berdamai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun