Oleh: Ir. Vina Serevina, Mochamad Rizky Fradyatama, UNJ 2021
Pandemi COVID-19 telah melanda berbagai sektor, termasuk pasar saham, dan banyak yang ragu untuk berinvestasi di masa pandemi. Banyak perusahaan yang terkena dampak COVID-19, sehingga masyarakat ragu untuk membeli saham karena takut saham akan jatuh.
Berdasarkan halaman data sebaran Covid19 (2020), tercatat lebih dari 31.000 kasus infeksi Covid19. Berdasarkan CNN Indonesia (2020), Indonesia juga memiliki jumlah kasus virus corona tertinggi kedua di ASEAN. Saat ini, ada lebih dari 6,7 juta kasus di seluruh dunia dan 395.000 kematian pada 7 Juni. Sebagai negara berkembang, perekonomian Indonesia juga terkena dampak pandemi Covid-19 di sektor pasar modal, sejenis surat berharga yang diperdagangkan di bursa.
Adreina et al (2020), saham merupakan salah satu sarana pasar modal dan dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal sepihak dari suatu perusahaan atau individu (perusahaan) dalam GmbH. Saham didefinisikan sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan atau bukti kepemilikan suatu perusahaan.
Seseorang yang memiliki saham berarti memiliki penyertaan modal atau merupakan pemilik dari perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Pembeli saham membayar perusahaan melalui bursa, menerima sertifikat saham sebagai bukti kepemilikan saham, dan kepemilikan dicatat dalam daftar saham perusahaan. Pemegang saham perseroan adalah pemilik yang sah dan berhak menerima sebagian dari keuntungan perseroan dalam bentuk deviden.
Oleh karena itu, tujuan  artikel ini adalah untuk mengetahui dampak pandemi terhadap penjualan saham. Keuntungan yang diharapkan adalah tidak terjadi kerugian atau kesalahan saat membeli saham di masa pandemi Covid 19 ini.
Bagaimana Penjualan Saham Saat Pandemi Covid-19?
Saraswati (2020), pandemi Covid 19 masih melanda masyarakat. Banyak yang harus menutup usahanya dan banyak yang mulai menikmati investasi di pasar modal. Mereka sekarang menganggap investasi sangat penting. Situasi Pasar Modal Setelah Pandemi Kondisi Pasar Modal Setelah Pandemi.
Setelah ditemukannya virus , kecenderungan IHSG menurun. Penurunan IHSG telah mencapai level 4.000. Penurunan ini disebabkan investor melihat Indonesia belum bisa serius menyikapi COVID-19. Akibatnya, investor lebih memilih untuk menarik uangnya dari pasar modal, yang tentunya berdampak pada penurunan harga saham.
Dampak Covid-19 terhadap Pergerakan Pasar Modal
Banyak perusahaan yang tidak kompetitif di masa pandemi saat ini. Tidak hanya aspek keuangan perusahaan yang terkena dampak pandemi COVID-19, tetapi aspek dasar yang sebenarnya juga terpengaruh. Harga saham sudah jatuh seperti ini, atau harga saham masih belum sebaik sebelum pandemi.
Jika investor optimis dengan prospek pasar modal ke depan, berarti mereka juga optimis terhadap masa depan perekonomian Indonesia. Karena pasar modal, khususnya saham, membeli atau memiliki harapan untuk masa depan. Harus diakui bahwa krisis seringkali memberikan peluang investasi bagi pelaku pasar, termasuk yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Krisis adalah ketika Anda membeli saham perusahaan dengan harga diskon.
Strategi Dalam Membeli Saham
Selain menjaga poin-poin penting di atas, tentu saja strategi adalah salah satu yang paling penting bagi investor. Ada tiga strategi untuk membeli saham. Yaitu :
- Buy On Weakness merupakan suatu cara untuk membeli harga saham ketika sudah turun ke level tertentu yang aman untuk dibeli.
- Buy If / On Breakout merupakan suatu cara membeli harga saham ketika berhasil menembus level tertentu atau naik menembus resistance (level tertingginya).
- Buy on Retracement merupakan suatu cara membeli saham setelah terjadi breakout atau harga bawah. Saham yang berhasil breakout pada umumnya akan langsung mengalami kenaikan yang kencang.
Saat yang tepat untuk memutuskan kapan harus menjual saham, tentunya disebut juga dengan kenaikan harga atau profit taking. Waktu yang tepat untuk menjual saham Anda, termasuk mengatur cut loss.
Menurut Tambunan (2020), investor melakukan diversifikasi produk lebih lanjut sebagai langkah penting. Investor harus dapat membaca topik pasar saat ini untuk memperhatikan strategi analisis fundamental dan teknis dan memantau perusahaan yang mereka beli.
Kesimpulan yang dapat kita tarik adalah bahwa saham diartikan sebagai bukti kepemilikan perusahaan atau bukti kepemilikan perusahaan. Penurunan IHSG disebabkan oleh investor yang melihat Indonesia belum bisa menyikapi COVID-19 dengan serius. Harga saham sudah jatuh seperti ini, atau harga saham masih belum sebaik sebelum pandemi. Oleh karena itu, strategi yang digunakan untuk membeli saham saat pandemi adalah membeli saham saat turun ke level tertentu, membeli saham saat melebihi level tertentu, break out atau menolak membeli saham.
DAFTAR PUSTAKA
- Andreina, Shaula., dkk. 2020. The Effect of Covid-19 on Stock Prices in Indonesia 2019-2020.
- Seminar Nasional Official Statistics 2020: Pemodelan Statistika tentang Covid-19.
- COVID-19, G. T. (2020). Data Sebaran COVID-19. Retrieved from Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19: https://covid19.go.id
- Indonesia, C. (2020). Corona Tembus 30 Ribu, Indonesia Urutan ke-2 di Asean. Retrieved from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200606124855-20- 510461/corona-tembus-30-ribu-indonesia-urutan-ke-2-di-asean
- Saraswati, Henny. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pasar Saham Di Indonesia. Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
- Tambunan, Diana. 2020. Investasi Saham di Masa Pandemi COVID-19. Widya Cipta: Jurnal Sekretari dan Manajemen. Volume 4 No. 2.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H