Mohon tunggu...
Mochamad Rifki Julvian
Mochamad Rifki Julvian Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Masa Depan yang Tak Diduga

24 Februari 2022   20:11 Diperbarui: 24 Februari 2022   20:21 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Suara berisik alarm membangunkan seorang laki-laki yang sedang tertidur di tempat tidurnya, disambut cahaya matahari menyilaukan matanya yang masuk lewat jendela kamarnya. Ia bergegas ke kamar mandi membasuh mukanya, dengan langkah kaki yang sempoyongan ia berjalan ke kamar mandi.
         Ian Pranoto biasa dipanggil iyan, seorang pemuda yang bertubuh kecil dengan rambut ikal dengan sisi tipis memiliki alis tebal dan kumis tipis, mengawali pagi hari dengan diam di kamar mandi setengah jam sampai ibunya sering kesal.
         Kebiasaan itu selalu membuat orang-orang kesal, karena ia selalu lama saat di kamar mandi, dengan beralasan perutnya sakit, ia sering dimarahi ibunya karena kebiasaannya itu.
         "Kenapa si kalau di kamar mandi lama banget?" Ujar ibunya bertanya pada Ian, "ketiduran bu" jawabnya sambil tertawa, "dasar kamu ya" jawab ibu sambil mencubit ian, " adududuh sakit bu" jawab ian sambil merengek, " yasudah sarapan dulu sebelum berangkat" suruh ibu pada ian.
          Setelah selesai sarapan ian berjalan ke garasi dan menyalakan motornya dengan tujuan di panaskan. Ian pamit ke ibunya sambil meminta bekal, "Ian berangkat dulu bu, minta uang bekel" sambil tertawa, "dasar yasudah hati-hati, ibu kerja siang jadi kamu nanti langsung pulang, jangan main" kata ibu sambil memberikan uang, "iya bu, Ian langsung pulang kok" jawab Ian.
          Ian mengendarai motornya perlahan di jalanan sepi sambil bergumam, "tumbe jalanan sepi?" Tanya Ian pada dirinya sendiri.  Di perjalanan ia bertemu teman sekelasnya, "feri ayo bareng!" Kata ian, "eh yan, kebetulan" jawab feri sambil tertawa. "Tumben ga bawa motor?" Tanya Ian, "iya motorku kempes" jawab feri.
          Tak lama mereka sampai disekolah, disekolah, mereka selalu membuat kelas jadi berisik, jadi mereka sering dimarahi oleh guru. " Wah duo serigala datang" kata Epal, Ian dan feri saling bertatapan " serang!!!" Jawab kata mereka bersamaan. Epal ditangkap dan di kelitikin oleh mereka berdua, "a aaampun" kata epal, "haha dasar kau ya" kata feri dan ian.
          Bel berbunyi menandakan istirahat, ian, feri dan epal mengobrol sambil memakan bekal yang mereka bawa, "pulang sekolah kita main yu?" Tanya ian kepada mereka berdua, "main dimana?" tanya feri, "bebas" jawab ian, "di rumah ku, ada tukang sewa ps" usul epal, "ide bagus tuh" jawab epal.
          Setelah pulang sekolah, mereka bertiga menuju tukang sewa ps dekat rumah epal, "a, ada yang kosong ga?" Tanya epal kepada penjaga ps, "ada a" jawab si emangnya, Lalu mereka bermain ps bertiga game yang mereka mainkan adalah bola, "ayo di kocok dulu, siapa yang main dulu?" Kata feri, "ayoo" jawab ian dan epal.
          Tak terasa mereka main sampai lupa waktu, " aduh, lupa saya, saya harus pulang cepet" kata ian panik, " hayo loh"  ledek epal pada ian, " yasudah ayo pulang yan!" Kata feri, "iya ayo, makasih ya nanti kita main lagi" kata ian pada epal, " oke atur aja" kata epal, "hayu fer!" Kata ian pada feri, ayo, "makasih ya pal" kata feri, "yooo" jawab epal.
          Di perjalanan pulang ian dan feri ngobrol, " aduh maaf ya fer, saya lupa disuruh pulang cepet" kata ian, "iya gapapa yan, lain kali kan bisa kita main lagi" jawab feri menenangkan ian, "iya fer nanti kita main lagi ya" ajakan ian pada feri, "udah sampe nih fer" kata ian, " iya makasih tumpangannya yan", kata feri.
          Setelah sampai dirumah, ian membuka pagar rumahnya dan memasukan motornya, ian melangkahkan kaki masuk ke rumahnya, " ah untung lah ibu belum pulang" kata ian bicara sendiri, ian bergegas ganti baju lalu duduk di teras rumahnya, ian memandangi langit yang gelap, sambil bicara dalam hati, " ga kerasa ya sekolah tinggal satu tahun lagi" sambil tersenyum,
          Tak lama ibunya pulang kerja, " assalamualaikum" salam ibu memasuki rumah, "wa'alaikumsalam" jawab ian, "udah makan belum yan?" Tanya ibu pada ian, "udah bu, ibu sudah?" Tanya ian pada ibu, "belum ini ibu mau makan tadi beli nasi goreng dijalan" kata ibu, "yasudah bu, sok makan dulu!" Seru ian.
          Ibu masuk dan mengambil piring, "kamu mau makan lagi ga yan?" Tanya ibu, "ian udah kenyang bu, jawab ian, " kamu besok libur kan?" Tanya ibu pada ian, " iya bu, kenapa gitu?" Balik tanya ian pada ibu, "besok kamu jaga rumah ya jangan kemana-mana!" Seru ibu, "memangnya kenapa bu?" Tanya Ian, " ibu besok lembur yan, jadi pulan malam" kata ibu, " iya bu" jawab ian.
          Setelah mengobrol, ibu menyuruh ian untuk segera tidur, "yan tidur sana, begadang tidak baik" kata ibu, "iya bu, ian juga sudah ngantuk" kata ian sambil berjalan ke kamar, ketika dikamar ian malah terdiam sambil menatap langit langit atap rumah, ian berharap agar ketika ia lulus, ia mendapat pekerjaan, agar ibunya tidak bekerja keras seperti sekarang. Perlahan ian menutup matanya, dan akhirnya tertidur.
          Suara Ayam berkokok pagi hari, di iringi suara ibu nasi kuning yang berkeliling menawarkan jualannya, dan ibu yang sudah siap berangkat bekerja, membangunkan ian dengan teriakannya yang mengguncang dunia, "ian bangun! Ibu mau berangkat" teriak ibu membangunkan ian, "iya bu" jawab ian yang kaget Dengan teriakan ibu, "sini sarapan dulu bujang" kata ibu menggoda, "ish si ibu mah, iya ini ian kesitu" jawab ian sambil berjalan ke meja makan.
          "Ibu berangkat dulu ya, tolong beres beres rumah ya!" Kata ibu sambil tertawa, "baik bu, asal jangan lupa ongkosnya" kata ian membalas ibu, "dasar anak ini" kata ibu. "Haha iya dong" jawab ian sambil tertawa. "Yasudah ibu berangkat kerja dulu" kata ibu sambil berjalan. " Iya bu hati hati" seru ian.
          Ian pun bergegas mengambil sapu, ia menyapu rumah sambil mendengarkan musik hindia yang ia suka, setelah menyapu, ian mengambil lap pel untuk mengepel rumah, setelah selesai ian duduk di teras rumah sambil minum teh manis, bunyi notifikasi dari hp ian mengagetkan Ian yang sedang melamun, Ternyata itu pesan dari feri yang mengajak ian main.
          Ian pun bingung, ia bilang pada feri bahwa ia tidak bisa main karena disuruh ibunya untuk menjaga rumah, dan feri pun memakluminya, tak lama setelah itu, feri dan epal Sudah sampai di depan rumah ian, "kalian kok tidak kasih tau mau kesini?" Tanya ian, "tadi kan aku sudah mengirimkan pesan padamu" jawab feri sambil tertawa, "dasar, ayo masuk" seru ian pada mereka," ayoo" jawab feri dan epal kegirangan.
          "Jadi ada apa, tumben sekali kalian ke rumahku?"tanya ian, "memangnya tidak boleh?" Tanya epal, "bukan begitu, tapi jarang sekali kalian berdua main ke rumahku" kata ian menepis kata epal, " tadi si epal nyamper kerumahku, jadi karena bingung, aku ajak saja kesini" kata feri. Lalu Mereka ngobrol sambil tertawa, tak terasa sudah sore, feri dan epal pun pamit pulang " yasudah kami pulang dulu ya, sudah sore ini" kata feri. " Iya hati hati" jawab ian, "siap boss" kata epal.
          Setelah feri dan epal pulang, ian kembali terdiam sambil mendengarkan musik, ia masuk dan duduk di sofa, ian ketiduran di sofa, malam pun tiba, ibu pulang dan melihat ian yang tertidur di sofa, " ian bangun nak, tidur di kamar sana"kata ibu sambil menepuk nepuk ian, "hmmm iya bu" kata ian sambil menggeliat. Ian pun berjalan ke kamarnya dan tertidur.
          Pada hari Seninnya, Ian bangun pagi karena ia sekolah, di sekolah seperti biasa ian selalu bersama feri dan epal. Epal bercerita bahwa dirumahnya sedang terjadi kekacauan, ayah dan ibunya berantem, Ian memberikan nasihat pada epal agar epal harus tetap tenang menghadapi situasi tersebut.
          Sepulang sekolah, Ian mendengarkan kabar yang mengejutkan, ian ditelpon oleh rumah sakit bahwa ibunya terserempet motor saat dijalan, ian bergegas menuju rumah sakit, setelah sampai ian melihat ibunya terbaring lemas di kasur, kata dokter ibunya mengalami pendarahan di kepala, saat ini ibunya belum sadarkan diri.
          Pengendara melarikan diri, Ian bingung, harus mencari biaya rumah sakit dari mana, karena Ian jago bermain game, Ian mengikuti berbagai turnamen, dan uangnya ia tabung untuk biaya rumah sakit ibunya, saat turnamen, ada seseorang pencari bakat salah satu esporst, saat melihat ian, ia merasa tertarik dengan permainan Ian, dan menawari ian untuk masuk esport nya, tanpa banyak bicara ian langsung menerima tawaran tersebut.
          Beberapa bulan kemudian, akhirnya ibunya sembuh dan keluar dari rumah sakit, ibunya terkejut, karena kamar ian penuh dengan alat alat streaming, lalu ian berkata pada ibunya, "sudah bu, ibu tidak usah bekerja lagi, ian mendapatkan tawaran kerja di salah satu perusahaan esport" kata ian pada ibu, "ibu bangga padamu nak" kata ibu sambil memeluk ian.
          Beberapa tahun kemudian, ian berhasil menjadi pro player game, dan ian cukup terkenal, itulah perjalanan ian meraih kesuksesan meskipun banyak rintangan yang harus ian hadapi untuk bisa menjadi seperti sekarang.TAMAT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun