Mohon tunggu...
Mochamad IlyasEfendi
Mochamad IlyasEfendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - ILYAS

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kehidupan Seorang Penjual Sandal dan Banyaknya Pengangguran

14 November 2021   16:58 Diperbarui: 14 November 2021   17:02 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada satu ungkapan yang cenderung diyakini banyak orang sebagai kebenaran dalam soal kesenjangan. Yaitu, bahwa ekonomi Indonesia dikuasai oleh sekelompok minoritas. Sementara itu orang-orang pribumi tidak kebagian, dan hidup miskin. Itulah potret kesenjangan ekonomi yang kita lihat.

Kesenjangan adalah salah satu pangkal kecemburuan sosial, yang menyimpan potensi konflik yang sangat besar. Untuk mencegah konflik, kesenjangan harus dihilangkan. Misalnya soal siapa yang kita maksud dengan pribumi, dan minoritas. Misalnya ada seorang ibu-ibu dia berjuang untuk mencari rezeki yang halal, dengan dia menjual sandal disamping jalan raya, ibu itu tidak kenal putus asa untuk menjadikan profesinya itu keganjilan dalam hidupnya. Dalam berangkat untuk menuju tempat lokasi berjualan dia seorang mengayu sepeda. Apakah ada pihak yang memerhatikan ibu itu?

Tapi sebagai warga negara kita harus berperan. Bagaimana caranya? Pertama, berhenti melihat kesenjangan dalam perspektif lain di luar soal ekonomi. Setidaknya kita membantu dengan semampu kita dikarenakan kita itu sesama manusia untuk salin membantu.

Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.

Dalam waktu berjualan sandal, ibu itu berdzikir/mengaji untuk mengisi kekosongan waktu ketika tidak seorang pun untuk membeli. Selekas larut malam ibu itu kembali kerumah tanpa ada rasa hampa meskipun tidak ada  pembeli dimalam itu. Sekedip mata tak haru melihat kehidupan seorang ibu penjuak sandal, tak ada mengeluh untuk bersyukur dalam hidup ini. Dalam kehidupan seorang disekitar kita masih adakah rasa bersyukur dalam hidup ini!

Penting kita sebagai umat manusia itu saling tolong menolong merupakan sikap saling membantu untuk meringankan kesulitan yang dirasakan orang lain. Bahkan sikap tolong menolong sudah menjadi sebuah budaya bagi masyarakat Indonesia. Sikap tolong menolong ini, tidak hanya dilakukan pada sesama manusia, tapi pada semua makhluk hidup. Dan seiring berjalannya waktu banyak orang menjadi pengangguran dan tidak mau bekerja, entah masalah gengsi atau malas. Tidak sebaliknya dengan ibu penjual tersebut. Adanya tingkat pengangguran yang tinggi berarti banyak SDM yang terbuang sia-sia dan akan menjadi beban bagi orang yang bekerja. Dengan demikian kesejahteraan dari orang yang bekerja akan berkurang. Sebaliknya jika tingkat fenomena ini rendah maka berarti akan menghasilkan tingkat output (barang dan jasa) yang lebih tinggi, sehingga tingkat kesejahteraannya lebih baik. Di samping itu dampak pengangguran juga mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi, standar kehidupan menurun, dan penghasilan pajak negara menurun.

Pengangguran yang identik dengan rendahnya pendapatan dan kesejahteraan akan menimbulkan berbagai masalah sosial. Hal itu akan memberikan dampak pada meningkatnya tindak kriminalitas yang meresahkan masyarakat, misalnya perampokan, penjambretan, kecanduan alkohol, dan kerawanan sosial lainnya. Tindak kriminalitas seringkali muncul akibat perubahan sosial. Tindakan ini cukup meresahkan masyarakat. Kejahatan juga disebabkan oleh pengaruh budaya dari luar yang akhirnya menyebabkan penyimpangan norma yang ada dalam masyarakat setempat. Kejahatan adalah bagian dari kehidupan masyarakat. Di mana, lingkungan sosial memiliki peran penting terhadap pembentukan perilaku kejahatan.

nama : mochamad ilyas efendi

nim : 2130021039

prodi : S1 Kesehatan Masyarakat

universitas nadhatul ulama surabaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun