Mohon tunggu...
Mochamad Gilang Ardela Mubarok
Mochamad Gilang Ardela Mubarok Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar, menulis untuk belajar

Hidup adalah Tujuan dan Jalani dengan Tujuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bersabar terhadap Kekurangan Pemerintah Hukumnya Wajib

21 Mei 2019   17:28 Diperbarui: 21 Mei 2019   18:01 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Asy-Syaikh al-Allamah Dr. Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata:

: ... :
.

"Orang-orang yang melakukan tindakan revolusi terhadap pemerintah mengatakan, Mereka zhalim/kafir/PKI atau apapun itu, Memakan harta (rakyat) koruptor dll, tukang nerbuat ini dan itu...'
Hal semacam ini bukanlah bimbingan Islam. Bimbingan Islam adalah dengan bersabar disertai upaya melakukan perbaikan semampunya, bersabar terhadap kesulitan yang muncul, bersabar atas itu semua."
Sumber : Syarh kitab al-Fitan wal Hawadits, hlm. 87
begitupun mencela Pemerintah bukanlah akhlak dari salafusshalih.

Al-Imam Ibnu Abdil Barr Umar bin Abdillah rahimahullah berkata:

.

"Jika tidak memungkinkan untuk menasehati pemerintah, maka bersabar dan berdoa, karena sesungguhnya mereka (para Salaf) dahulu melarang dari mencela pemerintah."
Sumber : At-Tamhid, jilid 21 hlm. 278 

Lalu sebagai muslim, harus seperti apakah sikap kita terhadap pemimpin ?
Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu berkata:

.

"Jika seorang pemimpin bersikap adil maka dia mendapatkan pahala dan engkau wajib bersyukur, namun jika dia tidak adil maka dia yang menanggung dosa sedangkan engkau wajib untuk bersabar."
Sumber : 'Uyunul Akhbar, jilid 1 hlm. 49

Dari berbagai sumber, intinya agama begitu melarang perbuatan mencela apalagi memaki maki pemerintah, sekalipun zhalim sebagai rakyat kita harus patuh ketika kepatuhan kita tidak dihargai pemerintah kita wajib sabar, tidak ada dalil salafusshalih yang membenarkan agar kita mencela bahkan membuat fitnah hoax dan ujaran kebencian yang dapat memecah belah persatuan bangsa kita tercinta. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun