Nihilisme berasal dari bahasa Latin, 'Nihil' yang artinya 'tidak ada' atau 'kosong' dan 'isme' yang berarti ideologi/kepercayaan, Secara etimologi, nihilisme berarti paham yang menyatakan bahwa tidak ada di dunia ini yang memiliki arti, kepercayaan bahwa semuanya adalah nihil.
Friedrich Nietzsche, salah satu filsuf paling berpengaruh yang pernah ada, lahir pada 15 Oktober 1844, Rcken, Prusia, Konfederasi Jerman.Adalah salah satu penulis sekaligus pengembang pemahaman nihilisme, diantara karyanya yang terkenal adalah novel yang berjudul Thus Spoke Zarathustra, Beyond Good and Evil, dan Ecce Homo.
Dalam konsep nihilisme, hidup tidak memiliki tujuan ataupun arti yang jelas, semua pengetahuan itu tergantung prespektif. penjelasan nihilisme ini sama dengan konsep Absurdisme yang dimiliki oleh Albert Camus, yaitu tekanan seseorang pada tujuan yang sebenarnya tidak memiliki arti.
Nietzsche memiliki mengajukan dua bentuk Nihilisme, Passive nihilisme, yaitu berhenti dari apa yang diinginkan dan dengan melakukannya menghentikan segala penderitaan yang dimiliki. Active nihilisme, dimana arti/value yang lama yang kita pegang secara aktif dihancurkan dan digantikan dengan yang baru.
Konsep nihilisme ini sangat tidak sesuai dengan apa yang diajarkan dalam islam kepada kita karna konsep nihilisme ini sangat merujuk pada sifat putus asa atau menyerah, karna kita diajarkan untuk selalu berusaha dan bertawakal pada rahmat Allah, pada surat Az-Zumar ayat 53 tentang pantangan untuk menyerah:
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًاۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), "Wahai hamba-hamba-ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. sesungguhnya dialah yang maha pengampun lagi maha penyayang."
Pada surat ini kita dapat mengambil pembelajaran bahwa sekalipun kita mendapati cobaan, musibah, ataupun masalah yang tidak ada habisnya sekalipun kita harus tetap bersabar dan jangan berputus asa dari rahmat Allah. Karna sesungguhnya Allah dialah yang maha pengampun lagi maha penyayang.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa konsep nihilisme ini sangat tidak dianjurkan dalam Islam karna konsep nihilisme ini sangat berbahaya karna dalam konsep ini kehidupan seolah-olah tidak memiliki arti dan tujuan yang jelas, yang dapat menjerumuskan seseorang pada tindakan yang dilarang dalam Islam. Karna pada dasarnya kita sebagai umat Islam harus berusaha dan bekerja keras, dan untuk sisanya kita serahkan kepada Allah. Adapun ayat Al-Qur'an surat At-taubah ayat 104 tentang bekerja keras:
اَلَمْ يَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهٖ وَيَأْخُذُ الصَّدَقٰتِ وَاَنَّ اللّٰهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), "Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan."
Walaupun konsep nihilisme sangat tidak cocok untuk kita sebagai umat Islam, namun tidak semua konsep atau pandangan filosofis menjerumuskan pada hal yang negatif, ada juga konsep Stoikisme, yang yang mengajarkan kepada kita untuk hidup bahagia dengan fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan dan menerima apa yang tidak bisa. Kesimpulannya, Stoikisme mengajarkan kita untuk mengontrol emosi, fokus pada diri sendiri, dan menerima kenyataan.
Referensi:
https://youtu.be/5669DvHY0-A?si=aqqcMLN1Sh-bnPsT
https://youtu.be/N2gFMyMcklo?si=rTCALLHzV8uO4o4p
Penulis: Mochamad Farid Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H