Mohon tunggu...
Mochamad Farhan Haryono
Mochamad Farhan Haryono Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Hanya seorang mahasiswa dan pekerja

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency

Crypto Bukanlah Aset Digital Tetapi Simbol Revolusi Finansial untuk Semua Orang

22 Maret 2023   00:02 Diperbarui: 22 Maret 2023   00:05 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cryptocurrency. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Beberapa contoh ALT Coin yang populer saat ini adalah Ethereum, Ripple, Litecoin, dan Bitcoin Cash. Setiap ALT Coin memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan perlu dipelajari dengan seksama sebelum melakukan investasi. Namun, seperti halnya investasi di Bitcoin, investasi di ALT coin juga memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan dengan baik. Fluktuasi nilai yang tinggi dan potensi kejahatan siber seperti pencurian atau hacking adalah beberapa contoh risiko yang perlu diwaspadai. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk berinvestasi di cryptocurrency, penting untuk melakukan penelitian dan mempertimbangkan faktor risiko tersebut secara matang.

Perbedaan coin dan token pun dijelaskan oleh Rizky.

" Bedanya coin punya blockchainnya sendiri sedangkan token itu chainnya numpang di coin. Misal kayak Binance smart chain nah itu coin , dia punya chainnya sendiri punya buku besar transaksinya sendiri dan teknologi sama scriptnya pun beda meski keliatan sama tapi beda fungsi ".

Perjalanan Rizky sebagai crypto antusias sangatlah panjang ada suka duka yang ia alami juga.

"Aku kan crypto antusias jadi ga cuma merhatiin perkembangan project dan fudamentalnya, jadi aku juga ikut partisipasi untuk eksekusi market bisa dibilang trader lah. Suka dukanya terkadang bisa untung ya bisa rugi juga apalagi kan crypto termasuk aset beresiko dan resikonya ga main main beda sama saham . kalo saham kan minimal kenaikannya dan penurunanya itu terbatas, ga bisa langsung sehari missal turunnya 10 sampe 20 persen , emang bisa tapi butuh situasi ekstream di salah satu perusahaannya, kalo crypto kan beda, yang megang token tokennya atau koinnya itu real komunitas, kalo saham bisa di atur sama institusi institusi pemerintahan kalo crypto kan desentralize jadi ya ga ada yang ngatur." ucap Rizky.

Tujuan bermain crypto sendiri yaitu cari uang, jadi hal yang paling besar di capai Rizky adalah uang. Namun, uang yang didapat itu tidaklah sedikit bisa sampai puluhan juta. Rizky pun sering mengalami keuntungan dan kerugian yang cukup drastic.

" Kalo di trading untungnya kecil banget, karena ya tadi, gara gara market yang berubah ubah kadang bisa turun puluhan persen dalam sehari. Kalo rugi hampir 90 persen dari 4000 dollar dan untung lagi jadi portofolio ke 3200 USD ."

Kerugian besar juga pernah terjadi di beberapa kalangan orang hingga ratusan milyar dollar hingga banyak orang yang stress dan berakhir dengan bunuh diri. Kejadian ini terjadi ketika tahun 2022 Mei. Kejadian ini sangat berdampak pada market crypto yang disebaban oleh coin Terra Luna.

Sebelum membahas kronologi ambruknya Terra Luna, kita perlu mengenal terlebih dahulu tentang mata uang kripto ini. Terra Luna merupakan salah satu aset kripto berbasis blockchain yang dikembangkan oleh Terraform Labs. Terra Luna versi pertama atau yang dikenal dengan Terra Luna Classic sempat mengalami kemerosotan harga dan kemudian digantikan dengan Terra Luna 2.0. Versi kedua ini dapat diperjualbelikan di berbagai bursa kripto seperti Binance. Harga Terra Luna 2.0 sempat mencapai level tertingginya pada tanggal 28 Mei 2022 dengan harga 19 USD per unit. Namun, sejak saat itu harga Terra Luna kembali turun dan pada akhirnya hanya mencapai harga 5 USD per kepingnya. Berdasarkan beberapa sumber, kronologi ambruknya Terra Luna mirip dengan krisis finansial yang terjadi pada tahun 2008. Pada waktu itu, banyak orang yang berinvestasi pada sektor properti derivatif, namun harga properti tiba-tiba turun dan menimbulkan krisis ekonomi. Hal yang sama terjadi pada Terra Luna, di mana banyak orang yang berinvestasi pada mata uang kripto ini tanpa menyangka harga akan merosot.

Kisah ambruknya Terra Luna semakin memilukan ketika pencipta mata uang ini, Do Kwon, membeli Bitcoin dalam jumlah besar untuk mendukung pertumbuhan harga Terra Luna. Namun, transaksi pembelian Bitcoin ini justru membuat harga Bitcoin turun dan berdampak pada harga mata uang kripto lainnya, termasuk Terra Luna.

Karena kepercayaan para pemain pada mata uang kripto ini semakin menurun, Terra Luna 2.0 tidak bisa mencapai kesuksesan seperti yang diharapkan. Harga Terra Luna yang semakin merosot menjadi sebuah tragedi bagi para pemilik aset kripto ini. Namun, tetaplah ingat bahwa investasi pada aset kripto selalu memiliki risiko dan setiap keputusan investasi harus dilakukan dengan hati-hati dan disertai dengan pemahaman yang baik mengenai pasar kripto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun