Mohon tunggu...
Mochamad Fahim
Mochamad Fahim Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Menulis apa yang didengar, dilihat, dirasakan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kaca Spion

21 September 2013   20:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:35 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kaca spion adalah salah satu alat kelengkapan yang ada pada kendaraan bermotor. Adanya kaca spion dalam sebuah kendaraan bukannya tanpa fungsi, bukan sekedar aksesoris saja.

Salah satu kegunaan dari kaca spion untuk melihat kondisi lalu lintas di belakang si pengendara. Apakah ada pengendara lain atau tidak. Kondisi lalu lintas ramai atau lengang.

Dibandingkan dengan kelengkapan lainnya, bagi sebagian orang kaca spion dianggap tidak terlalu penting fungsinya. Buktinya seringkali kita lihat banyak sepeda motor sengaja dilepas kaca spionnya, entah salah satu saja atau dua-duanya dilepas. Entah apa maksud dari si pemilik sepeda motor melepas spionnya itu. Tapi mobil, biasanya jarang yang melepas kaca spionnya.

Memang, dibandingkan kelengkapan lainnya dari sebuah kendaraan, kaca spion perannya tidak terlalu penting. Sebagaimana fungsinya sebagai alat transportasi, tentunya jika mau dibandingkan antara fungsi kaca spion dengan fungsi mesin pastinya jauh lebih penting fungsi mesin, karena mesin sebagai penggerak utama. Sementara kaca spion bisa dikatakan sebagai fungsi tambahan. Namun, bukan berarti fungsi kaca spion bisa diabaikan begitu saja bukan?

Jalan Kehidupan

Jalan kehidupan yang dilalui seseorang bisa diibaratkan dengan mengendarai kendaraan bermotor. Ya, mengendarai kendaraan bermotor melewati jalanan yang belum pernah sama sekali dilewati sebelumnya.

Anda bisa bayangkan anda berkendara melewati jalanan yang belum pernah sama sekali anda lewati. Besar kemungkinan anda harus bertanya ke orang-orang di jalan arah jalan mana yang harus anda lewati.

Anda tidak tahu bagaimana jalanan di depan yang akan anda dilewati. Tanjakan kah? Penurunan kah? Berkelok atau lurus? Jalannya mulus atau berkerikil dan berlubang. Apakah jalanannya ramai sekali sehingga anda harus berhati-hati saat berkendara, atau sebaliknya sepi.

Sesekali anda juga harus melihat kaca spion, untuk melihat kondisi lalu lintas di belakang anda. Apakah anda harus minggir, atau mengurangi kecepatan jika ternyata setelah melihat kaca spion ada kendaraan lain yang akan menyalip.

Kehidupan yang sekarang kita jalani pun demikian. Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi di masa mendatang. Apakah jalan hidup yang mulus tanpa hambatan, atau sesekali harus mendaki terjalnya jalan menanjak. Bisa jadi dalam kehidupan ini kita harus menghadapi jalan berkerikil yang kapanpun bisa menggelincirkan kita.

Walaupun jalan hidup yang belum kita lalui masih misteri. Kita tetap harus fokus dalam menjalani kehidupan. Kita harus selalu dalam kondisi siap menghadapi apapun masalah yang akan menghadang di depan dengan segala daya yang kita miliki. Kalau dalam berkendara, anda harus tetap fokus dalam berkendara dengan mengoptimalkan fungsi dari alat berkendara yang ada pada kendaraan anda.

Ada kalanya dalam menjalani hidup sesekali anda harus melihat ke belakang. Melihat ke belakang dalam artian anda melihat kembali peristiwa-peristiwa yang pernah anda alami. Entah yang menyenangkan ataupun menyedihkan. Anda harus menjadikan itu sebagai pelajaran berharga dalam menjalani kehidupan masa mendatang agar anda semakin mengenali jalan apa yang sudah dan aka nana lalui.

Di dalam berkendara, melihat peristiwa ke belakang seperti ini anda lakukan dengan melihat kaca spion. Walaupun tidak terlalu sering, melihat kaca spion menjadi penting untuk mengenali car anda mengenali kondisi lalu lintas.

Yang tidak kalah penting, pastikan anda dan kendaraan anda dalam kondisi prima saat berkendara. Untuk mengantisipasi segala macam keadaan jalan di depan ayang akan anda lalui.

Jadi, kaca spion itu penting. Jangan pernah mengabaikan fungsinya, apalagi membuangnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun