Mohon tunggu...
MOCHAMAD BINTANG GOTAMA
MOCHAMAD BINTANG GOTAMA Mohon Tunggu... Guru - Calon Mahasiswa Baru UNESA (Universitas Negeri Surabaya)

Jadilah diri kamu sendiri jika ingin jadi yang terbaik!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Orangtua dan Tenaga Pendidik Bimbingan dan Konseling Dalam Membentuk Mindset Anak

28 Juli 2024   17:21 Diperbarui: 28 Juli 2024   18:06 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                  Tenaga pendidik adalah seseorang yang merencanakan dan melakukan sebuah proses pembelajaran baik itu tentang ilmu pengetahuan maupun ilmu keterampilan yang akan diimplementasikan kepada para peserta didik. Bimbingan dan Konseling memiliki dua pengertian yang berhubungan dengan makna pemberian bantuan. Bimbingan adalah bentuk kegiatan membantu individu membuat keputusan tentang pendidikan yang akan ditempuhnya dan atau karier yang akan dikejarnya atau suatu proses yang diberikan kepada anak atau para peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pendidikan, memilih jurusan, maupun kesulitan pribadi serta penyesuaian diri dengan masyarakat dan lingkungannya. Konseling adalah penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental, perkembangan psikologis atau manusia, melalui intervensi kognitif, afektif, perilaku, dan strategi yang mencanangkan kesejahteraan, pertumbuhan pribadi, perkembangan karier, dan patologi atau proses pemberian bantuan melalui diskusi tatap muka yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. 

          Pada dasarnya pola pikir atau yang sering kita sebut dengan mindset adalah cara menilai dan memberikan kesimpulan terhadap sesuatu (baik perilaku atau sifat seseorang) berdasarkan sudut pandang tertentu. Pada tahun ini, banyak yang kita jumpai bahwasannya anak Gen-Z lebih cenderung suka bermain handphone daripada belajar atau bermain seperti anak-anak pada umumnya. Hal ini berakibat anak cenderung suka menyendiri, susah bergaul, pemalas, dan kemampuan daya pikir (seperti membaca, menghafal dan memahami) akan terpengaruh. Selain itu, beberapa orang tua terlalu memaksa anaknya mengikuti kata-kata orang tuanya sampai anak tersebut tidak tahu apa potensi dirinya. Adanya peran guru atau tenaga pendidik Bimbingan dan Konseling dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan anak atau peserta didik secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya). Jika tidak adanya tenaga pendidik atau guru Bimbingan dan Konseling akan memberikan dampak buruk atau negatif dalam perkembangan anak dan atau peserta didik serperti perilaku dan sifat anak atau peserta didik tidak akan terbentuk dengan bagus. Peran adanya tenaga pendidik atau guru Bimbingan dan Konseling sangatlah penting yaitu dengan membantu memberikan pelayanan serta pendampingan secara intensif terhadap anak atau peserta didik dalam mengidentifikasi dan memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik. Selain itu, Bimbingan dan Konseling berperan dalam memberikan pemahaman kepada anak atau peserta didik agar dapat memahami dan dapat memecahkan sebuah masalah yang dimiliki oleh anak atau peserta didik. Oleh sebab itu, anak bisa menyalurkan aspirasi atau berkonsultasi kepada tenaga pendidik atau guru BK. Pada intinya tidak harus jadi siswa nakal atau bandel untuk bisa konsultasi ke BK, tetapi siswa yang ingin tahu lebih dalam mengenai dunia karier, pendidikan, dan lainnya diperbolehkan juga untuk konsultasi ke tenaga pendidik atau guru BK. Begitupun juga dengan orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan dan tumbuh kembang anak. Pola pengasuhan positif terhadap anak memerlukan peran orang tua. Salah satu contoh peranan orang tua terhadap anak yaitu menanamkan nilai agama dan moral dalam kehidupan, membangun emosional dengan anak, memenuhi kebutuhan anak akan kasih sayang, perhatian dan rasa aman, menumbuhkan perilaku saling menghargai, toleransi, kerjasama, dan lain sebagainya.

          Jadi, kesimpulan yang dapat diambil di sini adalah peran orang tua dan peran tenaga pendidik atau guru sangat dibutuhkan dalam membentuk pola pikir anak atau peserta didik yang sehat, membentuk karakter dan kepribadian anak atau peserta didik tersebut. Seperti halnya, peran orangtua dalam memperhatikan anaknya seperti mengawasi pergaulan atau membatasi penggunaan gadget atau handphone yang berlebihan, memberikan kasih sayang saat berada di rumah atau saat bersama orangtuanya, dan tidak adanya paksaan dari orang tua yang memaksakan anak agar selalu menjadi yang terbaik seperti harus berprestasi. Sebaliknya, tenaga pendidik dan atau peran guru BK juga sangat penting untuk daya perkembangan anak di sekolah dengan memberikan kasih sayang yang sama seperti tidak membedakan antara murid yang berprestasi dan yang bisa dikatakan kurang berprestasi  juga layak diberikan pemahaman baik dalam dunia pendidikan ataupun dalam lingkup sosial. 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun