Bisnis digital merupakan salah satu satu bisnis yang banyak diminati saat ini, khususnya oleh generasi muda. Hal ini dikarenakan bisnis digital memberikan sejumlah keuntungan yang tidak didapatkan dari bisnis konvensional. Adanya teknologi juga memudahkan perkembangan bisnis digital, sehingga prospek kedepannya menjadi sangat menjanjikan. Seperti namanya, bisnis digital adalah sebuah bisnis yang mengandalkan teknologi dalam perjalanan bisnis. Teknologi digunakan untuk mendapatkan data, menjangkau pasar yang lebih luas, memasarkan produk, hingga menciptakan sebuah produk. Produk yang ditawarkan dapat berupa barang maupun jasa.
Pada dasarnya, aktivitas yang namanya operasi digital dilakukan secara online saja. Setiap jenis bisnis digital punya cara pengoperasian yang berbeda-beda. Ada empat jenis bisnis digital yang perlu diketahui. Pertama adalah marketplace, bisnis marketplace sendiri adalah bisnis yang menyediakan wadah atau tempat bagi para penjual untuk menjual produknya dalam satu platform tertentu. Platform tersebut bisa berupa website maupun aplikasi belanja online. Yang kedua adalah E-Commerce, berbeda dengan bisnis marketplace, bisnis e-commerce sendiri merupakan platform bisnis untuk menjual produk yang dibuat oleh perusahaan. Misalnya, perusahaan pakaian membuat website sendiri untuk menjual pakaian yang diproduksi sendiri. Nama brand pakaian yang dibuat akan disesuaikan dengan keinginan perusahaan. Selanjutnya adalah bisnis Subscription, bisnis subscription adalah model bisnis dengan cara berlangganan pada aplikasi tertentu. Dengan berlangganan, maka member dapat memanfaatkan fitur yang lebih canggih dan lengkap daripada member biasa. Misalnya, berlangganan Netflix, Spotify, Apple Music, dan aplikasi lain. Yang terakhir adalah bisnis Ad-Supported, contohnya seperti Instagram, Facebook, Twitter, TikTok, dan Youtube. Keuntungan didapatkan dari iklan yang dipasang di setiap platform digital. Semakin banyak iklan, semakin besar pendapatan yang diperoleh perusahaan.
Bisnis digital berpotensi untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Adapun keuntungan bisnis digital yang pertama adalah menghemat biaya promosi, promosi dengan media digital dapat menghemat biaya promosi, karena perusahaan tidak perlu mencetak brosur, baliho, spanduk, dan membuat iklan di televisi. Perusahaan dapat menggunakan media sosial, seperti Twitter, TikTok, Instagram, atau Facebook. Promosi dapat dilakukan berulang kali tanpa mengeluarkan biaya yang besar. Keuntungan yang kedua adalah dapat mencapai target pasar yang lebih luas, target pasar yang luas akan meningkatkan omzet penjualan yang berpengaruh pada tingkat keuntungan yang diperoleh.
Selain keuntungan, terdapat pula beberapa kerugian bisnis digital yang perlu diwaspadai. Adapun kerugian bisnis digital adalah sebagai berikut. Yang pertama adalah tingkat persaingan yang tinggi, kebanyakan orang memilih untuk menjalankan bisnis online. Dengan alasan lebih praktis, efisien, dan hemat biaya karena kamu tidak perlu mengeluarkan uang untuk biaya sewa. Akibatnya, tingkat persaingan bisnis menjadi sangat tinggi. Solusinya, sebagai produsen harus mampu menghadirkan produk yang unik, unggul, disertai dengan pelayanan yang memuaskan untuk mendapatkan pembeli. Jika tidak, maka jumlah penjualan menjadi stagnan. Atau mungkin menurun karena kurangnya inovasi produk. Yang kedua adalah adanya biaya pengiriman, berbeda dengan bisnis konvensional, di bisnis digital terdapat biaya pengiriman. Biaya ini biasanya ditanggung oleh pembeli. Biayanya dihitung berdasarkan jarak lokasi penjual ke lokasi pengiriman barang. Biaya pengiriman yang mahal seringkali menjadi faktor penghambat penjualan. Yang terakhir adalah maraknya penipuan pada bisnis digital, oleh karena itu masih ada masyarakat yang enggan untuk membeli produk secara online. Sebab, adanya ketakutan produk yang dikirimkan tidak sesuai dengan produk yang ada di gambar. Hal ini menjadi tantangan tersendiri yang membuat produsen harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan kepercayaan tersebut. Sekali mendapatkannya, sebaiknya pertahankan sebaik mungkin. Berikan pelayanan terbaik agar pembeli tidak kabur ke kompetitor.
Walaupun demikian, kemudahan akses digital yang dimiliki oleh pemasar dan konsumen, tidak selalu membuat bisnis menjadi lebih mudah. Dimulai dari persaingan start up atau bisnis rintisan yang sedang menjadi tren di kalangan anak muda. Banyaknya start up yang berguguran salah satunya disebabkan karena pendanaan yang seharusnya bisa digunakan untuk model pemasaran jangka panjang, tetapi digunakan untuk model pemasaran "bakar uang" untuk mendapatkan pelanggan dengan cara instan, yang akhirnya menyebabkan pendanaan start up menjadi lebih cepat terkuras. Tentu saja harapan utama permodalan start up akhirnya bergantung pada investor yang berkesinambungan.
Mochamad Azrul Rizaqi merupakan mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pancasakti Tegal. Ia lahir pada tanggal 29 Desember 1999 dan berdomisili di Kelurahan Gandasuli, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes. Menjadi mahasiswa dimulai pada tahun 2019 sampai sekarang, ia sudah semester 7 dan sedang mengerjakan tugas akhir atau disebut skripsi. Hobi yang dimilikinya yaitu bermain sepakbola, Futsal, dan travelling. Info lebih lanjut bisa menghubungi melalui akun media sosialnya Instagram: @mazrlzq
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H