Mohon tunggu...
Mochamad Arif
Mochamad Arif Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiwa

saya orangnya ada tiga yang pertama mochamad biasanya suka mengaji yang kedua arif suka mancing dan ketiga/terakhir namanya romadhoni hobinya melihat pekerjaan orang lain supaya paham. Mungkin sekian dari saya kalo ada yang di tanyakan langsung DM @arifrmdni.__ nice to meet you

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Budidaya Jamur Tiram Tanpa Menggunakan Plastik: Sebuah Upaya Mencegah Potensi Kandungan Mikroplastik

3 November 2024   21:25 Diperbarui: 13 November 2024   17:03 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jamur tiram adalah jenis jamur yang dapat dimakan dan memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi. Jamur ini kaya akan protein dan berbagai vitamin yang baik untuk kesehatan. Budidaya jamur tiram tergolong gampang-gampang sulit karena memerlukan tempat yang sangat steril. Bahan-bahan untuk membudidayakan jamur tiram, yaitu bekatul, serbuk kayu, dan beras jagung, mudah ditemukan di pasaran. Namun, perlu diingat bahwa proses inokulasi jamur tiram membutuhkan waktu yang cukup lama.

Ketika membuat jamur tiram, biasanya digunakan wadah plastik. Namun, penggunaan plastik ini dapat menyebabkan jamur tiram terkontaminasi mikroplastik, yang berdampak negatif pada kesehatan. Konsumsi makanan yang mengandung mikroplastik secara terus-menerus dapat mengakibatkan gangguan pencernaan, masalah pada sistem kekebalan tubuh, dan berbagai masalah kesehatan lainnya

Penggunaan plastik dalam budidaya jamur seringkali menghasilkan limbah yang sulit terurai. Dengan mengganti plastik baglog dengan wadah kontainer, kita dapat mengurangi jumlah limbah plastik yang dihasilkan. Ini adalah langkah penting untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Butuh waktu lebih dari delapan puluh tahun untuk menguraikan sampah plastik sepenuhnya. Inilah mengapa plastik tidak bisa dianggap ramah lingkungan jika penggunaannya tidak dibatasi. Lebih parahnya lagi, plastik yang terbuang ke lingkungan membawa ancaman serius bagi kehidupan, terutama bagi hewan dan tanaman yang tanpa sengaja mengonsumsinya, merusak keseimbangan rantai makanan.


Mikroplastik dalam jamur juga menjadi ancaman tak kasat mata. Pada jamur tiram, mikroplastik memperlambat pertumbuhan, menurunkan kualitas, dan membuat tubuh buahnya mengecil. Partikel mikroplastik yang terjebak dalam miselium jamur menghambat penyerapan nutrisi, menyebabkan metabolisme kacau, dan stres oksidatif yang merusak sistem reproduksi. Akibatnya, dinding sel jamur menjadi rapuh, dan pembentukan spora terganggu. Jamur tiram yang terpapar mikroplastik mengalami penurunan gizi dan kualitas, yang pada akhirnya berdampak negatif bagi kesehatan manusia yang mengonsumsinya.

Ancaman mikroplastik ini adalah bukti nyata bahwa kita perlu lebih bijak dalam menggunakan dan mengelola plastik demi menjaga kesehatan lingkungan dan keberlangsungan hidup kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun