Perihal ditinggalkan, dengan atau tanpa menanggalkan kenangan sama-sama menyakitkan. Dan sama juga, menyisakan kesunyian.
Aku Ditinggalkan Tanpa Menanggalkan Kenangan
Aku menyusuri jalan tanpa kata.
Langitku bergemuruh,
seakan mau runtuh.
Bumiku pun sama,
tak menemui utuh.
Sedang rasaku,
tak tahu lagi mana yang bisa kusentuh.
Di depanku,
hanya ada pertanyaan tanpa tanda tanya.
Aku ditinggalkan tanpa menanggalkan kenangan.
Apa yang hinggap,
masih terperangkap.
Tak akan pernah mudah untuk lenyap.
Karena hatiku,
penuh kerinduan tak terungkap.
Kehilangan datang,
tanpa salam perpisahan.
Kehilangan tak pernah mudah,
sungguh tak terduga.
Kehilangan datang
membawa duka yang merajalela.
Jalanku masih sama,
sunyi dan hampa.
Ada gundah, gelisah,
yang tau arah.
Segalanya berubah.
Cerita dan tawa yang kita bagi bersama,
tak lagi punya asa.
Namun di jalan sunyi dan hampa yang kususuri,
tak akan berhenti kucari kekuatan yang abadi.
Bara di hati yang hampir mati,
pun kucari nyalanya lagi.
Bahkan di langitku yang bergemuruh,
masih kucari yang mampu membasuh gaduh.
Aku masih mengumpulkan serpihan harapan yang tersisa.
Adanya gundah dan gelisah,
tak menyurutkanku mencari arah.
Cerita dan tawa kita yang sudah tak memiliki asa,
pun tak membuatku menyerah.
Kehilangan memang tak pernah mudah,
namun tak mudah juga membuatku menyerah.
Kegelapan yang ada,
kuhadapi dengan bara yang masih menyala.
Tak berhenti menemukan makna pada pertanyaan tanpa tanda tanya.
Terima kasih buat kamu sudah meluangkan waktumu yang berharga untuk membaca sedikit banyak dari tulisan saya. Tulisan ini juga ada versi audionya di kanal youtube jagadmanas, atau tonton video di bawah ini :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H