Mohon tunggu...
mochamad luthfi
mochamad luthfi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - warga sipil yang terus berjuang untuk hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pernah lugu pernah lucu dan tak bijaksana dalam merawat cita-cita. Seorang pecinta alam yang naik gunung nitip ke teman. yang terbaik jadi manis, dan pahit tak jadi tangis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Liquid Whale Dream & Bagaimana Semua Bermula

12 Januari 2023   14:22 Diperbarui: 12 Januari 2023   14:37 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shandy Pradana (Foto: Wikipedia.org)

Mochamad Luthfi - WHALE DREAM menjadi sebuah brand yang terlahir dari atas meja tongkrongan. Suatu hari di tahun 2019, tiga sekawan berisi Budiyanto, Rheza Pahlawan, dan Shandy PRD melakukan pertemuan 'sakral' di suatu restoran.

Shandy tak pernah menyangka hadirnya 'momen emas' ini -- di mana dirinya didukung penuh oleh dua sosok besar di industri vape nasional: seorang pendiri distributor vapor terbesar di Indonesia (Budiyanto), dan liquid-brewer terbaik Indonesia (Rheza Pahlawan).

Pertemuan di atas menjadi simbol, bahwa Whale Dream tidak hanya lahir sebagai brand debutan seorang Shandy Pradana, namun juga menandakan transformasi seorang 'Shandy Paus' -- dari seorang cloud-chaser segudang prestasi, menjadi salah seorang vape-businessman muda Indonesia dengan beragam gebrakan.

Nama Whale Dream sendiri dicetuskan dari kata 'whale' (paus), yang sebelumnya memang sudah melekat sebagai julukan 'Shandy Paus' -- sejak 2019 hingga saat ini. Sebagai sebuah brand, 'nyawa' dari Whale Dream diserap langsung dari sepak terjang sang owner -- mengingat Shandy sudah cukup lama mengarungi sub-kultur dan ekosistem vape.

Shandy mengakui sendiri, bahwa sudah ratusan jenis rasa liquid pernah ia coba dan teliti sendiri. Jam terbang inilah, yang membuat Shandy tak perlu berpikir dua kali dalam menerima tawaran dari Budiyanto dan Echa, untuk segera merilis vape brand-nya sendiri.

Shandy mengemas Whale Dream sebagai liquid-brand dengan tampilan khas, serta cita rasa yang spesifik; mulai dari tema visual, konsep flavour, hingga kreativitas pada konsep promosinya.

Sebagai sosok yang juga mendalami fashion -- bahkan menganut perspektif, bahwa: "orang yang paham fashion sangat berpotensi untuk hebat dalam bisnis" -- Shandy mengemas Whale Dream sebagai alter-ego dari dirinya sendiri, yang juga mengandung nilai-nilai social encourages -- sebagai suatu business statement dari brand Whale Dream terhadap para pecinta vape.

Artinya, alih-alih memajang Whale Dream sebagai podium untuk menonjolkan dirinya sendiri, Shandy justru menekankan, bahwa Whale Dream adalah brand yang sangat terjangkau, baik secara ekonomi maupun filosofi -- dengan tetap menjaga kesan classy sebagai ciri utama Whale Dream.

"Setiap MIMPI, biasanya merupakan hal classy bagi seseorang yang mendambakannya. Tapi sebagai IMPIAN, hal itu harus masuk akal dan bisa dijangkau. So, when a classy thing becomes affordable, that's how a dream works", ujar Shandy saat ditemui di JVS Headquarter, Jakarta Selatan.

Dominasi warna emas pada entitas brand Whale Dream, diadopsi dari filosofi medali emas -- sebagai simbol peraih juara pertama. Ini mengartikan, bahwa Whale Dream ialah brand yang terlahir dari sentuhan para juara: Shandy sang juara cloud-chasing, Budiyanto sang 'juara' bisnis vape, dan Echa sang 'juara' liquid-brewing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun