Aku adalah satu, dari sekian banyak fans Liverpool FC atau biasa disebut "Kopites". Sebagai pendukung Merseyside Merah, aku begitu mengidolakan sosok Steven Gerrard.
Nama yang sepertinya sudah sangat familier di telinga Kopites, juga supporter klub lain dan penikmat sepak bola Inggris.
Kapten Sejati
Pada faktanya, Gerrard memanglah wajah dari Si Merah sekaligus legenda Liga Inggris. Sisanya, biarkan tendangan roketnya yang berbicara. Di sisi lain, karena Stevie G (sapaan akrab Gerrard) pula, saya memutuskan untuk mendukung klub sepakbola berlogo "Liver Bird" ini. Klub yang berasal dari County Merseyside, tepatnya kota Liverpool yang telah menggunakan burung Liver sebagai simbol kotanya selama lebih dari 800 tahun.
Kembali pada Stevie G, ia setidaknya memiliki 2 julukan yaitu "Captain Fantastic" dan "The Skipper", atau bila diterjemahkan ke dalam bahasa kita menjadi Kapten Fastastis dan Sang Nahkoda. Tak berlebihan memang, sebab tak kurang dari 12 tahun Stevie mengenakan ban kapten di lengan kanannya. Selama itu pula ia menjadi figur sentral dari Liverpool kala menjalani Derbi North West kontra The Red Devils (Manchester United) dan Derbi Merseyside melawan The Toffees (Everton).
Secara kesejarahan, ia mulai mengenakan ban kapten sejak 2003, di umurnya yang masih 23 tahun. Umur yang masih belia untuk dipercayakan sebagai kapten, dari klub sepak bola tersukses di Britania Raya dan salah satu klub tersukses di Benua Biru (Eropa) dengan raihan 6 trofi Si Kuping Besar (Liga Champions). Di bawah ban kaptennya (Gerrard), Liverpool memenangkan Liga Champions, Piala FA, Piala Liga dan finis sebagai runner-up di Liga Premier.Â
Lebih lanjut, Gerrard sangat berpengaruh di hampir setiap laga yang dimenangkan Liverpool, selama ia menjadi bagian dari tim. Secara statistik, ia telah berseragam Liverpool selama 17 tahun, mencatatkan lebih dari 700 penampilan dan mencetak lebih dari 150 gol selama karirnya di klub.Â
Sungguh angka yang fantastis, bukan? Ditambah fakta, bahwa Gerrard adalah pribumi asli yang memang lahir di Merseyside. Maka tidaklah heran, bila Gerrard menjelma sebagai ikon sepak bola terbesar Liverpool, bahkan Inggris dan ada di hati hampir setiap fansnya.
Tragedi Pilu
Namun bukanlah Gerrard, bila tak tragis.
Tragedi demi tragedi kemudian menimpa Gerrard, sebelum menemui titik kariernya. Khususnya publik Inggris, yang masih ingat bagaimana insiden "Kulit Pisang" (momen terpelesetnya Gerrard) sebagai sebuah titik kehancuran yang menegaskan betapa malang sisa-sisa keringatnya, di kancah lapangan hijau beserta si kulit bundar (sepak bola).
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!