Mohon tunggu...
Arip Mochacinos
Arip Mochacinos Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Arip Hidayat (Not Arif). Saya bangga dengan sekarang karena sedang saya jalani. Saya bangga dengan kemarin karena saya menjalaninya dengan baik. Saya bangga dengan hari esok karena saya memikirkannya dengan baik. Meskipun begitu hanya Tuhan yang menentukan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta akan Sebuah Makna

9 Desember 2013   07:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:09 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia begitu anggun ku lihat-lihat. Matanya yang terpejam dan merintih. Membuat aku semakin cinta dan sayang padanya. Dia begitu lesu, menggelinjang dan air mata mengucur dipipinya. Apa aku terlalu sadis padanya? Apa aku juga terlalu keras menggenggam tangannya? Dia begitu terasa dingin. Keringatnya memandikan seluruh badannya. Aku hanya menuturkannya dengan sebuah taklil 'Laa Ilaaha Ilallah Muhammada Rasullullah' ditelinganya. Aku tak tahan dengan air mata ini. Begitu beratnyakah ketika sang ajali datang menjemput?. Dan akhirnya orang disekitar berkata 'Innalillahi Wa Inailaihi Rajiuun'. Aku berteriak histeris. Jangan tinggalkan aku sayang. Aku mencintaimu.

Tak lama setelah dia memperjuangkan nyawa terakhirnya. Ku lihat dia semakin cantik dengan pakaian barunya. Aku semakin tak sanggup ditinggalkanya. Namun aku pernah ingat terakhir kata-kata manis yang tersirat dari bibir manisnya 'biarpun aku pergi, tapi aku akan tetap bersamamu dengan cerita yang pernah kita lalui bersama'.

Akhirnya kini ku sadari. Bahwa cinta itu memang tak harus ku miliki sekarang. Tapi cinta dan kenanganya akan selalu ada dalam hati dan pikiran. Sebuah kado terindah yang terakhirku padamu yaitu tuturan adzan didepan pusaran rumah barumu. Selamat tinggal sayang, kamu adalah cerita hidupku.

"zZzzZzZZzzZ"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun