"Toon... Wooi.. katooon giliranmu". Hardik Lennon pada Katon, yang sedari tadi melamun memelototi tujuh buah kartu remi di tangannya.
"Wee dalaah, iyo kang iyo rasah nggetak-nggetak bikin kaget". Kaget katon oleh hardikan lennon, kekagetan itu membawa kembali pikiran katon di alam sadarnya.
"Nyoooh ini" lanjutnya membanting  3 kriting.
Asyik mereka bermain kartu Lennon, Katon dan Bagong. Malam itu ba'da Isya, bertiga kebetulan mendapat giliran ngeronda di Kampungnya. Selepas Isya mereka segera saja berkumpul dan nyakruk alias nongkrong syahdu di Pos Kamling Desa Parang Pojok. Temaram sinar purnama membuat malam semakin syahdu dan nikmat untuk sekedar berkumpul atau bergiliran siskamling. Mungkin jaman sekarang ini sudah jarang ada siskamling karena para konglomerat dan orang-orang kaya atau manusia-manusia kelas menengah lebih senang tinggal di cluster perumahan yang notabene sudah ada penjaga keamanan nya. Â
"Edyaan dari tadi kartunya jelek terus, jelek melulu, kamu ngasut kartunya yang bener dong Kang Bagong, pasti curang ya?" damprat Katon pada Bagong menuduh.
"ho oh aku juga, sial bener hari ini, moso aku lagi yang muter kampung nanti, sudah pagi tadi istri marah-marah minta dibelikan kutang baru, kalain tahu juga kan kalau dollar lagi naik. Sekarang, gara-gara nasib sial kartu jelek harus muter patroli, huh!!" Lenon menggerutu dengan keadaannya.
Telah disepakati bersama, bahwa yang kalah main kartu paling banyak harus muter patroli kampung, yang kalah nomor dua harus beliin kopi dan panganan, sedang yang menang boleh jaga pos ronda dan patroli rea sekitarnya saja.
"Dapuranmu Non, mikir dollar segala, Wong kamu beli kutang paling ya di Pasar Inpres samping itu. Pakai acara bawa-bawa dollar segala" Ujar Katon yambar gerutu Lennon sembari banting kartu.
"iya dollar naik, ho-oh, sudah begitu ekonomi tak stabil pokoknya saya tidak suka dengan pemimpin yang sekarang ini. Jadi tahun pemilihan selanjutnya harus diganti, diganti dengan Jagoanku yang lebih gagah dan ganteng dan pasti mumpuni?" Bagong menambah kan dengan semangat, karena merasa ada bahan.
"Opo to kok jadi kesana Gong" Lennon kurang sependapat. " Saya ini mengeluh seharusnya pemerintah itu lebih bisa melakukan kebijakan preventive sejak dini" bantingan kartu Lennon disertai ocehannya.
"Lho nyatanya presidenmu itu ndak mutu. Sekarang ada isu banyak warga Tiongkok banyak masuk, katanya juga komunis, janji-janji mana ada yang dilakukan, huh.. pokok e ganti ya ganti rasah crewet" Bagong menyerang dengan ganas, macam emak-emak berebut diskon hari raya.