Mohon tunggu...
Moch IzaaHasbi
Moch IzaaHasbi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pencari kebebasan untuk melakukan sesuatu.

Bermain game, anime, movie, dan jelajah hanya untuk sekedar hobi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Guru di Desa Mengajar Saat Pandemi Covid-19

18 Agustus 2021   11:06 Diperbarui: 18 Agustus 2021   11:15 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selasa 10 Agustus 2021 14:07 WIB

 Salah seorang guru SDN siwuluh 1 mesti mendatangi rumah siswanya agar proses belajar di rumah berjalan dengan baik. (Dokpri)

Tidak semua sekolah dapat melakukan sistem belajar di rumah dengan baik dan lancar.

Brebes -- Pemerintah telah mewanti-wanti ke sekolah-sekolah mulai dari tingkatan pendidikan usia dini (PAUD) hingga universitas menerapkan sistem belajar dari rumah atau work from home(WFH).  selama masa pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19). Namun, tak semua semua sekolah dapat melakukan sistem WFH dengan baik, khususnya untuk sekolah yang berada di pedesaan.

Para guru di desa mesti mendatangi siswanya satu per satu agar materi pembelajaran dapat disampaikan dengan baik. Salah satu guru di SDN siasem 1, Desa pebatan, Kecamatan wanasari, Kabupaten Brebes, Iwan Syahroni (50 tahun), memilih mendatangi rumah siswanya untuk mengajar. 

Dia tak bisa mengandalkan teknologi sebagai panduan siswa belajar. Sejak pekan pertama sekolah diliburkan, pada pertengahan Maret 2020, Iwan selalu mendatangi rumah siswanya satu per satu menggunakan sepeda motornya. 

Ia ingin memastikan aktivitas para siswa belajar di rumah berjalan dengan baik. "Jadi ke rumah-rumah kasih materi pelajaran selama kurang lebih 30 menit sampai satu jam," kata dia, saat dihubungi wartawan, Jumat (13/8).

Ia mengakui, sudah ada anjuran agar siswa belajar secara daring. Bahkan, saat ini program belajar juga sudah ditayangkan melalui TVRI. Namun, di pelosok tak banyak yang memiliki telepon pintar dan menggunakannya untuk belajar. Sementara jaringan TVRI di pelosok juga tak semua jernih.

Dengan segala keterbatasan fasilitas itu, dia mengatakan, tak memungkinkan proses pembelajaran siswanya akan berjalan dengan maksimal. Karena itu, Iwan berinisiatif mendatangi rumah para siswanya, siswa kelas IV, untuk memberi materi pelajaran. "Alhamdulillah orang tua juga banyak yang mengerti. Kadang saya disuguhkan kopi, kadang saat pulang dibekali makanan," kata dia.

Menurut dia, para siswanya juga rindu untuk belajar di sekolah. Sebab, lanjut dia, ketika belajar di sekolah para siswa bisa bertemu dengan teman-temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun