bacaan, arisan Talim, dan lain sebagainya. Karena itu, mereka sering berkumpul, sehingga tingkat kekerabatan masih terjalin. Di masyarakat perkotaan, hanya sedikit masyarakat yang menguasai agama dan sangat individualistis, sehingga pengetahuan agama mereka masih sangat kurang, namun disini perasaan bahwa pergaulan Adzanya sudah cukup, sehingga hampir tidak ada interaksi antar warga. Setelah mengikuti pembacaan di masjid, ketika selesai, tidak berlanjut jika dianggap benar-benar berakhir tanpa adanya kontinuitas komunikasi. Orang-orang di kotaÂ
 lebih suka mengikuti menteri di TV dan mendengarkan mereka di TV. Menurut Anda, ilmu agama mungkin tidak begitu penting. Fenomena keagamaan yang terjadi di masyarakat perkotaan tentu mengkhawatirkan. Dan di masyarakat kota, Medres dan guru yang mengajar Al-Qur'an sangat jarang. Hal ini membuat masyarakat di kota kesulitan untuk mencari ilmu agama. Dan mereka lebih memilih menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah yang berkualitas akademis daripada sekolah agama
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI