Bapak apa yang kamu bawa,
Sepertinya sangat berat. Biar aku pikulkan untukmu.
Bapak kenapa engkau selalu menangis saat duduk sekedar untuk makan dan minum.
Makanmu terhenti, minumu terhenti.
Air mata terus mengalir membasahi pipimu,
Kau sibukkan dirimu dengan beban yang terus kau pikul kesana kemari
Biar aku pikulkan untukmu, aku saja.
Biar aku pikulkan untukmu, duduk saja.
Katamu tak usah, Kalau kamu bantu justru aku semakin sedih nak.
Biar aku pikulkan untukmu, aku saja.
Tak usah nak, biarlah kenangan ini aku saja yang membawanya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!