Mohon tunggu...
Moch Shofwan
Moch Shofwan Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Dosen, Peneliti, dan Penulis

Moch. Shofwan adalah seorang pendidik muda, menamatkan jenjang sarjana pendidikan lulus tahun 2012 di Universitas Negeri Surabaya, kemudian mengambil jenjang Master of Science lulus tahun 2014 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Satu Dekade Bencana Tsunami Aceh 2004

25 Desember 2014   17:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:28 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumberdaya alam, namun di balik kekayaan sumberdaya alam tersebut tersimpan potensi yang luar biasa yaitu bencana. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakatyang terjadi secara tiba-tiba maupun perlahan,disebabkan baikolehfaktoralamdan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan kematian, luka-luka, kehilangan tempat tinggal, kerugian ekonomi, kerusakan sistem pemerintahan, efeknya terhadap kesehatan, serta dampak psikologis(UU No. 24 Tahun 2007; Twigg, 2004; Carter, 1991).

Negara Indonesia termasuk dalam jalur ring of fire, akibatnya sering terjadi bencana di hampir seluruh wilayah nusantara, mulai dari kekeringan, wabah penyakit, gempa bumi, banjir, letusan gunung, luapan lumpur di Porong Sidoarjo, bencana yang baru ini terjadi di Kabupaten Banjarnegara yaitu longsor yang menimbun ratusan warga, bahkan yang masih hangat diingatan kita saat tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 telah memporak-porandakan bumi Aceh serta telah menewaskan ratusan ribu penduduk tersebut. Oleh karena itu kita selaku warga Negara tidak memandang kita sebagai pejabat, konglomerat, priyayi, pemangku kebijakan maupun masyarakat sipil sudah saatnya kita lepaskan ego sektoral kita, mari bersama-sama turun tangan untuk bergerak menangani, mengkaji, mengevaluasi kejadian bencana yang selalu terjadi di bumi pertiwi ini.

Besok tanggal 26 Desember 2014 merupakan satu dekade (sepuluh tahun) mengenang kejadian tsunami di bumi serambi mekkah Aceh, banyak kenangan yang mengetuk hati kita, bahkan tidak sedikit yang sampai detik ini tidak kuat apabila mengorek kembali kejadian bencana yang telah memisahkan sanak saudara entah sudah hilang ditelan bumi atau mengikuti gelombang tsunami yang begitu dashyat sampai berpuluh-puluh kilometer. Namun satu hal yang perlu kita ingat, bahwa dari kejadian bencana tersebut perlu kita ambil hikmah dibalik peristiwa, adakalanya peristiwa bencana tersebut merupakan teguran dari Tuhan atas kasih sayang terhadap hambanya, Kang Ebiet G. Ade dalam syair lagunya mengatakan bahwa anugerah dan bencana adalah kehendaknya, kita mesti tabah menjalani, hanya cambuk kecil agar kita sadar adalah Dia diatas segalanya. Semoga para syuhada yang sudah tiada dalam peristiwa bencana di Bumi Aceh tahun 2004 silam termasuk dalam golongan penghuni surgaNya. (shofwan, 2014)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun