Mohon tunggu...
Mobit Putro W.
Mobit Putro W. Mohon Tunggu... Dosen - Bergelut dengan bahasa

Hidup itu bukti sebuah kematian....

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jakarta Lawyer Club (JLC), Forum Tanpa Tujuan?

15 Februari 2012   10:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:37 1805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Anda semua mungkin sering mengikuti acara Indonesia Lawyer Club (ILC) dulu Jakarta Lawyer Club (JLC) yang sering ditayangkan oleh salah satu TV swasta. Dalam acara itu sering dibahas masalah-masalah upto date yang terjadi di dalam negeri; sosial, politik, hukum, ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Acara yang apabila menurut namanya acaranya para lawyer itu tidak khusus untuk mereka, namun banyak pihak yang tertarik.

Penyelenggara itu sering menghadirkan pula pihak-pihak yang berkepentingan dengan permasalahan yang dibahas. Dari orang yang sedang menghadapi kasus-kasus terkait, pengacaranya, tokohnya hingga pihak pemerintah. Tentu kehadiran mereka akan menjadikan pembahasannya lebih lengkap dan komprehensif.

Terbersit pertanyaan sebetulnya seberapapentingkah acara itu untuk menyelesaikan kasus-kasus yang sedang berkembang? Siapa yang diuntungkan dalam acara itu? Apakah forum itu memberi manfaat terhadap penyelesaian kasus? Apakah penayangan kasus demi kasus di media itu tidak malah membiaskan masalah? Lalu  adakah rekomendasi penyelenggara terhadap para penegak keadilan hingga memposisikan acara itu memang penting dan layak?

Mungkin pertanyaan-pertanyaan itu akan memiliki jawaban yang tidak sama pada orang yang berbeda. Dari pihak penyelenggara, pasti acara itu sebagai upaya pencarian rating dan nilai-nilai ekonomis. Banyak manfaat yang diperoleh oleh stasiun TV tersebut.

Dari sisi penyelesaian masalah, mungkin tidak akan berkorelasi secara langsung. Karena itu forum yang tidak resmi laiknya persidangan yang semuanya dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Tetapi kemungkinan ungkapan dan keterangan yang muncul dalam acara itu dicatat dan dijadikan sebagai keterangan yang mesti harus diklarifikasi, karena memang tidak memiliki kekuatan hukum.

Kita sering lihat, para pembicara itu datang dari pihak-pihak yang berbeda. Kita juga sering lihat yang sering diberikan kesempatan berbicara hanya orang-orang tertentu saja. Entahlah apa penyebabnya. Atau memang pendapat-pendapat mereka yang kadang kocak dan cengengesan itu bisa dijadikan pertimbangan.

Tak sedikit pula yang mempersepsi bahwa forum itu tidak ada bedanya dengan obrolan di warung kopi di pinggir jalan. Siapa yang punya kesempatan bicara akan bicara, yang tidak ya hanya sebagai pendengar dan pihak yang tercurahi informasi-informasi sepihak (para peserta yang diberi kesempatan berbicara oleh host).

Namun, forum diskusi ala warung kopi itu tentunya memberi manfaat, walau tidak ada efek hukum terhadap permasalahan yang dibicarakan. Kita pun tahu kualitas masing-masing pembicara melalui forum itu. Dan yang pasti kita pun bisa melihat banyak orang pintar bahkan profesor pun berbicara dengan mengabaikan etika diskusi.

Seru, lucu, menggelikan dan kadang menghibur. Itulah kata yang bisa menggambarkan ILC.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun