Dulu ketika komunikasi modern, dilakukan dengan pager (pajer), tidak banyak sampai dilakukan oleh banyak orang. Ketika itu popularitas pager hanya dinikmati oleh para pebisnis yang memerlukan komunikasi pesan jarak jauh.
Perkembangan tehnologi terus berlangsung begitu cepat. Handphone sudah bukan lagi barang mewah, karena bisa dimiliki khampir semua jenis umur dan pekerjaan. Tidak hanya itu, anak-anak sekolah SMA, SMP atau bahkan SD sudah familiar dengan gadget ini.
Tak pelak, kegenitan tehnologi telah cepat menggeser beberapa karakter inti generasi di negeri ini. Banyak karakter yang dulu dipegang kuat-kuat oleh generasi sebelumnya, kini tinggal kenangan. Sehingga kehadiran gadget dipandang dengan cara yang berbeda-beda oleh beberapa orang.
Banyak dari kita yang tertolong oleh keberadaan benda ini, namun tidak sedikit pula yang merasa telah dirugikan olehnya. Bukan hanya kecelakaan kecil bahkan hingga kematian bagi beberapa pihak. Kematian itu bukan hanya kematian kepedulian terhadap orang lain, namun banyak yang hingga kehilangan anggota keluarga disebabkan olehnya.
Tengok saja beberapa anak sekolah yang telah dengan bebas menggunakan alat ini dalam keseharian. Penggunaan itu kadang tidak sesuai dengan fungsi yang diharapkan, malah berlebih. Handphone yang awalnya diharapkan bisa membantu komunikasi antara orang tua dan anak, kini sering terdengar beralih fungsi sebagai alat hiburan anak.
Anak bisa banyak mendapatkan materi dari HP saat ini. Mereka dengan bebas memanfaatkan alat itu untuk mendapatkan informasi yang mereka inginkan. Sebagai anak yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi mereka akan terus berusaha mendapatkannya. Sehingga bagi anak yang demikian kemudian didukung fasilitas yang memadai dia akan bergerak bebas.
Sehingga sering terlihat gaya  anak-anak sekolah yang terlalu dini. Berbagai konten baik berwujud tulisan, gambar dan bahkan film dengan mudah mereka dapatkan. Jenis konten itupun bervariasi dari yang layak konsumsi hingga yang belum layak dikonsumsi oleh anak seusia itu. Sebagai dampak dari penggunaan Hp itu kita lihat gaya-gaya mereka yang tidak wajar, misalnya sering membawa HP yang penuh fitur, berpamer-pamer, berboncengan laiknya suami istri, berpelukan, berciuman, perpacaran yang keterlaluan hingga hamil pranikah.
Bagi kita, orang tua, yang peduli akan kebiasaan mereka dalam menggunakan gadget itu akan dengan mudah memantau aktivitas mereka. Sehingga kita tahu komentar-komentar mereka, kesukaan mereka ketika ber-gadget, hingga dengan siapa mereka menggunakan media tehnologi itu.
Solusi terbaik hanyalah berikan gadget yang sesuai dengan fungsinya (tidak banyak fitur), kalau pun diberikan yang kaya fitur, awasi konten, pantau dengan siapa mereka bergaul (teman-teman), dan dekati mereka layaknya dunia mereka. Gunakan aksi peluk cium hingga mereka tidak mampu untuk membohongi kita dengan gaya-gayanya itu.
Lagi, sebaiknya kita tidak berlebih dalam bergaya, karena guru mereka pertama dalam bergaya adalah kita sebagai orang tua...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H