Mohon tunggu...
Mobit Putro W.
Mobit Putro W. Mohon Tunggu... Dosen - Bergelut dengan bahasa

Hidup itu bukti sebuah kematian....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Amerika, Kaulah Teroris Sejati itu!

25 Februari 2012   04:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:49 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mendengar kata Amerika, kita mungkin akan berbeda-beda dalam memberikan komentar dan meninggalkan kesan. Bagi sebagian orang Amerika itu mungkin ibarat sosok hebat pengganti tuhan. Atau Amerika itu ibarat dewa yang tidak memiliki cacat apapun atau ketololan-ketololan, sehingga seakan-akan kalau sudah Amerika itu benar adanya. Pun, Amerika tidak identik dengan rakyat Amerika. Jadi konteks kita adalah tindakan pemerintah AS yang selalu bertindak atas nama Terorisme dan HAM.

Bagi seseorang yang sudah mendapatkan banyak hal dari Amerika, mungkin ia akan membela semati-matinya, sehingga nyawapun rela diserahkan untuk si dewa, ya Amerika itu. Mungkin juga bagi para ilmuwan yang pernah dididik di sana juga akan punya kesan lain. Karena yang mereka hadapi adalah sosok ilmuwan-ilmuwan Amerika yang jauh dari hingar bingar politik. Atau mungkin masa bodoh dengan politik, sehingga kebrsihan cara berpikirnya masih dapat diandalkan.

Pun bagi mereka para peneliti dari LSM yang diuntungkan oleh proyek-proyek yang nilainya milyaran, juga dijamin tidak selalu objektif dalam menilai Amerika. Kita sering mendengar LSM-LSM itu yang menjalankan proyek demi memenuhi pesanan mereka. Para penggiat demokrasi dan HAM yang  "kebablasan" itu dengan serta merta akan membela Amerika. Saya pikir ini wajar-wajar saja, karena mereka diuntungkan oleh proyek-proyek  itu. Maka wajar saja, para penggiat demokrasi  dan HAM itu sering begitu getol memerankan bahwa dia bukan dirinya sendiri. Sehingga akibat dari gelontoran duit itu telah mematahkan nilai-nilai nasionalis yang seharusnya dipegangnya.

Pun, kalau bicara Amerika akan berbeda dengan para muslim yang memang lebih tidak disukai oleh Amerika. Sebagian orang Islam lebih menjadi musuh bebuyutan si Amrik itu karena mereka sering diduga sebagai kawanan teroris. Amerika melalui para negarawannya begitu getol untuk memamerkan ketidaksukaan mereka terhadap kelompok muslim seperti ini. kelompok-kelompok seperti ini selalu distigmatisasi sebagai kelompok berbahaya dan teroris. Wajar saja mereka sangat tidak suka dengan kelompok seperti ini, karena Amerika tidak pernah mendapat untung dari mereka.

Kelompok-kelompok muslim yang sering dikambingputihkan oleh Amerika, biasanya kelompok-kelompok atau mungkin pondok pesantren yang disinyalir tempat para teroris yang tertangkap menimba ilmu. Maka pondok seperti PP Al Mukmin Ngruki Sukoharjo selalu menjadi sasaran permusuhan Amerika. Tidak hanya pondoknya, organisasi-organisasi, pondok pesantren dan  sekolahyang didirikan oleh alumnipun tak akan lepas dari kecurigaan Amerika.

Sehingga tak ayal, JAT (Jamaah Anshorut Tauhid) yang didirikan oleh Ustadz Abu Bakar Basyir dalam segala gerak-geriknya selalu dalam pengawasan Amerika dan antek-anteknya. Tindakan-tindakan para pengurus organisasi pun tak lepas dari tudingan-tudingan Amerika. Alumninya yang muncul ke permukaan dalam pretasi positif pun mungkin tak akan dibiarkan oleh Amerika.

Kabar terakhir, banyak media hari ini memberitakan bahwa Pemerintah Amerika secara resmi  menetapkan JAT sebagai organisasi teroris. Pengumuman itu menyebut bahwa JAT bertanggung jawab terhadap sejumlah serangan dengan sasaran warga sipil, polisi, dan personel militer di Indonesia. Tak pelak lagi, orang-orang yang menjadi anggota jamaah itu juga distigmatisasi oleh Amerika sebagai teroris.

Tidak hanya itu, JAT juga diduga bermain pada peledakan bom di Bali pada tahun 2002 lalu yang menewaskan lebih dari 200 orang. Padahal JAT berdiri jauh setelah tahun itu. Sehingga Amerika mengancam bahwa Amerika akan memastikan teroris tidak akan menerima dana dari dunia internasional, di manapun mereka berada untuk melakukan aksi-aksi kekerasannya. (Republika 25/2/12).

Namanya bukan Amerika, kalau tidak memprovokasi. Secara tidak langsung apa yang diucapkan Amerika itu akan memberikan tekanan kepada Pemerintah Indonesia. Apalagi sudah menjadi maklum kita bersama, dari dulu Pemerintah kita (kecuali Presiden Sukarno) tidak ada yang berani tegas kepada Amerika. Pemerintahan Megawati juga tidak mampu menampik segala tekanan Amerika, pun saat ini. Saya yakin Pemerintah RI akan segera mengambil tindakan untuk merespon pengumuman itu, apalagi saat ini Ust. Abu Bakar Baasyir sedang dalam proses kasasi.

Gayung pun bersambut, Kapolri menegaskan akan mendalami pernyataan Pemerintah AS tersebut. Seperti dilansir Republika (25/2) , "Saya kira, nanti kita kembangkan, saya baru dapat informasi itu hari ini (24/2)". Pernyataan Kapolri yang sangat positif itu menunjukkan ketidakpunyakekuatan Pemerintah yang merdeka hampir satu abad yang lalu itu. Kita semua mungkin sudah paham betul, kepolisian kalau bertindak untuk terorisme akan lebih responsif dan cepat betul. Karena Pemerintah AS menyiapkan hadiah yang luar biasa terkait dengan aksi "terorisme" yang dilakukan oleh orang Islam.

Dalam hal ini, Pemerintah AS tidak bisa objektif. Inilah kebodohan mereka, ketika untuk kepentingannya sendiri mereka gelap mata, tetapi sebaliknya bila tidak sesuai dengan kepentingannya, masa bodoh. Dalam hal ini selalu yang dikorbankan adalah sebagian umat muslim dimanapun berada yang tidak memberi keuntungan bagi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun