Bahasa Inggris memang bukan asli bahasa kita. Bahasa Indonesia pun, awalnya juga bukan. Bahasa kita pertama kali adalah bahasa tubuh, kemudian disusul oleh bahasa daerah tempat dimana kita lahir.
Namun, karena dua proses language acquisition (penguasaan bahasa) dan language learning (pembelajaran bahasa) lah bahasa-bahasa tersebut menjadi bahasa kita, atau paling tidak dekat dengan kita.
Bahasa ibu, kita mungkin merasa tidak secara sadar mempelajarinya. Tetapi kita akhirnya bisa berkomunikasi dengan bahasa itu, bahkan dengan tingkatan sangat lancar.
Bahasa Indonesia, bagi orang yang lahir di luar kota besar, seperti Jakarta yang notabene bahasa Indonesia tidak digunakan, juga begitu sulit untuk digunakan. Orang daerah yang datang ke Jakarta bahasa Indonesianya masih kaku dan mungkin akan didominasi logat atau aksen bahasa daerahnya.
Perhatikan saja orang-orang sekeliling kita. Banyak dari mereka sulit meninggalkan aksen daerahnya. Malah mungkin sengaja tetap dipelihara agar kekhasannya jelas. Toh semua itu malah akan memperkaya budaya bangsa tercinta.
Pun Bahasa Inggris. Bahasa ini adalah bahasa asing yang banyak diminati masyarakat umum. Di Indonesia bahasa Inggris tidak dianggap sebagai bahasa kedua, yang penggunaannya ke dalam ranah formal. Sehingga tidak sedikit dari kita yang kelabakan jika dihadapkan bahasa tersebut. Tidak kenal umur, bahkan. Tua, muda, pria, wanita, pendidikan rendah atau tinggi, pengangguran atau orang karier, semuanya membayangkan bisa berkomunikasi dengan bahasa itu.
Namun sekali lagi, mereka menghadapi banyak kendala, hingga ada sahabat yang merasa tersiksa dengan bahasa Inggris. Bahasa Inggris begitu aktif jadi sumber masalah bagi mereka yang antipati dengannya. Akan tetapi dengan motivasi yang tinggi, semua orang akan bisa mendapatkan impiannya dengan baik, termasuk dalam hal bahasa Inggris.
Dalam mempelajari bahasa Inggris, banyak di antara kita sering keliru atau kurang tepat dalam memilih tempat kursus. Kita cenderung memilih berfoya-foya dengan mengeluarkan banyak biaya tetapi hasilnya kecil, lebih memilih lembaganya dari pada language skill (ketrampilan berbahasa) itu sendiri. Mereka lebih terbuai dengan kemasan luar atau bahkan guru-guru bule. Guru bule bukannya tidak penting, namun untuk pembelajar pemula justru malah akan membebani siswa. Namun untuk tingkat-tingkat yang memang sudah fluency (lancar) guru bule akan sangat membantu.
Berikut mungkin tips-tips untuk mencari tempat kursus bahasa Inggris yang berorientasi ke ketrampilan berkomunikasi:
1. Tentukan dahulu apa tujuan Anda belajar bahasa inggris. Apa yang mendorong Anda harus belajar bahasa Inggris. Apakah untuk persiapan program tertentu, misalnya TOEFL, TOEIC, atau yang lain. Atau apakah untuk kepentingan persiapan melamar kerja, peningkatan karir. Atau bahkan lingkungan baru Anda yang menuntut Anda untuk siap berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Inggris. Kelas jenis apakah yang akan Anda ikuti, general, private, conversation. Jika kelas general biasanya harganya lebih terjangkau dari pada jenis kelas lain. Materinya pun lebih variatif dari kelas lain, privat misalnya. Kelas private biasanya untuk pembelajar yang memiliki tujuan jangka pendek dan memang lebih singkat karena memang biayanya lebih tinggi.
2.Telitilah hal-hal yang mendukung pembelajaran Anda, seperti kurikulum, bahan ajar, fasilitas untuk keberlangsungan belajar Anda (leveling), sistem evaluasi, kegiatan-kegiatan luar kelas yang mendukung seperti; conversation club, speech club, Sunday Meeting, Movie Watching dll.