Pagi ini saya melintasi jalan KH. Nur Ali (Kalimalang Bekasi) ke Jakarta Timur. Sepanjang perjalanan saya berada di tengah-tengah ratusan atau mungkin ribuan buruh Bekasi yang mengendarai motor ke arah Jakarta. Mereka mengenakan jaket, assesoris organisasi buruh seperti bendera, tutup kepala dan lain-lain.
Perjalanan sepanjang bersama dengan para buruh itu, terasa sedikit lancar. Banyak juga para pengendara motor yang membaur di dalam arak-arakan itu.
Dengan dikawal oleh mobil Pengawalan Polisi, arak-arakan itu berjalan lancar. Kebanyakan mobil angkutan dan pribadi baik dari arah Bekasi atau Jakarta, berhenti memberikan jalan kepada  arak-arakan tersebut.
Dengan kawalan mobil polisi, semuanya menjadi lancar. Lampu merah benar-benar tidak berfungsi. Para buruh mengacung-acungkan kepalan tangan pertanda komando dengan peserta yang lain.
Tidak sedikit pula mereka mengacung-acungkan jari untuk memberhentikan pengguna jalan lain. Pada beberapa ruas, hampir jalan dari arah Bekasi dipenuhi oleh sepeda motor-sepeda motor peserta arak-arakan.
Ada hal yang perlu disayangkan dari arak-arakan itu. Lalu lintas jalan menjadi tidak berfungsi dan cenderung mengabaikan pengguna jalan lain. Banyak juga pendemo itu tidak mengenakan pengaman/ helm, padahal menurut informasi arakan-arakan itu menuju ke gedung MPR/ DPR dan akan dilanjutkan menyambangi beberapa kantor pejabat terkait.
Harapan kita, semoga demo itu mengasilkan sesuatu yang "win-win solution", karena melihat permasalahan perburuhan itu begitu kompleks. Dan lagi seharusnya para pendemo itu tetap menghargai hak-hak orang lain dan keselamatan diri di sepanjang jalan, sehingga tujuan dari demo itu tercapai tanpa ada yang dirugikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H