Saya teringat ketika memulai karir di dunia periklanan tahun 1993, saat itu stasiun Televisi masih baru, jadi beriklan di TV masih sangat beresiko. Tidak banyak pengiklan yang berani karena masih terbiasa dengan media cetak, media luar ruang dan merchandising spt brosur dan lain-lain. Setelah mengetahui bahwa percepatan penyebaran awareness yang berujung pada distribusi dan penjualan lebih cepat lewat iklan TV maka beramai-ramai semua pindahkan budget periklanannya ke televisi. Mereka yang lebih dahulu mendapat benefit dengan investasi yang lebih kecil tetapi hasil yang lebih besar karena saat mereka memulai kompetisi "share of voice" dan "inflasi media" masih sangat rendah.
Jadi belum sepantasnya untuk mempertanyakan KEY SUCCESS FACTOR, yang baru bisa dipertanyakan adalah CRITICAL SUCCES FACTOR...yang memulai dan menemukan akan mendapat "benefit" terbesar sebagaimana terjadi pada tahun 1993.
CPC MINDED
Pengetahuan tentang mobile advertising di seluruh dunia sedang berkembang, herannya yang menyebar di Indonesia hanya CPC (Cost per click), padahal cara menghitung yang diakui oleh MMA, IMMA maupun IAB ada 15 cara hitung.
- CPA (Cost-per-Action)
- CPC (Cost-per-Customer)
- CPC (Cost-per-Click)
- CPL (Cost-per-Lead)
- CPL (Cost Per Listening)
- CPM (Cost-per-Thousand)
- CPO (Cost-per-Order)
- CPD (Cost Per Download)
- CPM (Cost per Thousand Impressions): Buying based on impressions delivered;
- CPC (Cost per Click): Buying based on the number of viewers who click on the ad; and
- CPA (Cost per Action): Buying based on some other action by the consumer beyond the click.
- CPC (cost per call) is gaining currency for some campaigns; this allows viewers of the ad to automatically initiate a call with a call center.
(sumber : white paper from MMA. IAB, GSMA, IMMA )
Eksplorasi sangat diperlukan karena akan menguntungkan bagi pengiklan, advertising agency maupun penyedia medium mobile advertising. Dimana menguntungkannya :
- Parameter penghitungan sesuai dengan kebutuhan pengiklan dan karakter dari medium advertising yang disediakan, sebagai contoh medium mobile advertising berbasis game sebaiknya menggunakan CPD (cost per download) tetapi dengan prasyarat klien menyediakan promosi pada level yang cukup, dengan demikian menjadi adil buat kedua pihak. RBT Ads bisa menggunakan CPL (Cost Per Listening) sehingga bisa dikonversi seperti menghitung iklan radio. Dan seterusnya.
- Berbagai jenis medium mobile advertising bisa dimaksimalkan mulai dari game, aplikasi, mobile media, sms, mms, lbs, sehingga mampu membuat variasi yang menjadikan industri berkembang dengan baik
OPEN MINDED :
Banyak manfaat dari mobile advertising bagi para pelaku industri mobile advertising (stakeholder), dengan masih berkembangnya industri ini perlu dipahami bahwa yang diperlukan adalah open-minded. Belum ada satupun bisnis model, metode implementasi, cara hitung dan elemen-elemen lainnya yang paling benar, semua masih berkembang. Paling penting adalah belajar dan memperbaiki yang masih belum "benar" sebagaimana kami sebutkan diatas yang terbukti menghambat perkembangan karena dianut oleh para pengambil keputusan.
Indonesia memiliki kesempatan sebagai pelaku industri mobile advertising yang diakui dunia, apalagi telah dibuktikan bahwa pengguna mobile internet di Indonesia lewat jejaring sosial selalu berada di urutan 5 besar dunia demikian juga pada kontribusi ads request.
Jadi "be open minded rather than other contra-productive minded"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H