Mohon tunggu...
moas Gun
moas Gun Mohon Tunggu... -

Lanang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kampus dan Netralitas dalam Pilpres

20 April 2014   18:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:26 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yang disayangkan adalah penolakan saat Jokowi sudah sampai. Buat kelanjutannya, tentunya kampus sebagai satu keluarga harus diadakan komunikasi intern mengenai sikap ini. Jangan sampai setelah datang baru ditolak. Kalau akan ditolak, mungkin lebih baik sebelumnya. Atau mungkin sudah dikomunikasikan, namun ada hal yang belum tertata baik.

MENERIMA CAPRES

Hal positif yang dapat diperoleh dari menerima capres adalah adanya masukan akan visi dan misi dari capres tersebut. Mahasiswa dapat memperoleh pandangan dari sang capres. Bisa mengklarifikasi hal-hal seputar capres tersebut, rekam jejak dsb dari yang bersangkutan langsung. Diharapkan forum beriskap positif dan jujur, walaupun sebenarnya agak sulit karena capres itu seperti pacar yang menonjolkan hal baik dan menutupi hal buruk yang ada.

Mahasiswa dan pihak kampus lainnya dapat memberikan sumbang saran yang adil dan merata terhadap semua capres. Memberikan masukan yang positif agar jika mereka terpilih nantinya bakal menjadi presiden yang berguna bagi bangsa dan negara.

Jikalau ini dilakukan, tentunya semua pihak di kampus harus setuju untuk menerima semua capres yang ada. Mau membuka diri untuk semua capres yang mau datang.

Jikalau waktu tidak mencukupi, bisa dimungkinkan digabung beberapa capres atau hanya dilakukan satu kali saja seperti misalnya dalam debat capres di dalam kampus. Atau forum lainnya namun hanya dalam satu kali kesempatan saja.

Siapa tahu setelah ada kesempatan itu para akademisi menjadi terbuka pandangannya atas masing-masing capres dan berguna dalam memutuskan suaranya akan digunakan untuk memilih yang mana.

BAGAIMANA DENGAN KAMPUS LAIN ?

Setiap kampus sebaiknya bersifat netral. Bisa memilih salah satu dari pilihan di atas.

Namun sekali lagi itu adalah hal yang ideal. Apapun yang dipilih, baik netral maupun memihak, sekali lagi, adalah hak kampus tersebut. Sama seperti kita tidak mempunyai hak untuk menentukan tetangga kita harus bekerja di perusahaan mana, itu adalah hak sang tetangga tersebut.

Bisa saja terjadi salah satu kampus mempunyai pandangan sesuai dengan agama yang dianutnya. Misalnya kita bercerita Universitas Islam Negeri tertentu, mungkin yang akan dibuka adalah kesempatan bagi capres capres yang berasal dari partai politik yang berhaluan Islam saja, seperti PAN, PKB, PKS dan sejenisnya.

Semoga pandangan ini bermanfaat. Pareng...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun