Mohon tunggu...
M NURUL WATHONI
M NURUL WATHONI Mohon Tunggu... Lainnya - TEACHER, TUTOR, BLOGGER, WRITER.

Sekarang sedang asik di dunia pendidikan dan aktif menulis di berbagai sosial media dan fokus untuk menulis buku non fiksi lebih ke pengembangan diri sampai sejauh ini baru satu buku berhasil di terbitkan berjudul SUDUT PANDANG.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana menjadi smart people untuk mengurangi aktivitas toxic yang dapat merusak mental anak

16 Juli 2023   14:34 Diperbarui: 16 Juli 2023   16:15 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lingkungan yang toxic sering kali menjadi pemicu utama melemahnya mental anak-anak muda generasi bangsa zaman ini, lingkungan yang toxic ini bukan lagi terlihat semata-mata hanya bisa terjadi di sekitaran lingkungan  tempat tinggal saja, namun sekarang ini marak terjadi dan banyak sekali tanyangan dan berita-berita di televisi bahkan di media sosial yang menginformasikan tentang maraknya bullying ini, entah di kantor-kantor, di lingkungan kerja bahkan di sekolah-sekolah sekalipun.

Anak-anak usia remaja yang kadang dan memang belum terbentuk keperibadiannya sering sekali menjadi korban dari komentar pedas masyarakat awam hanya karna si anak  pernah melakukan sedikit kekeliruan dan banyak kekurangan yang ia miliki.

Contoh kecil ungkapan-ungkapan pedas dari mereka-mereka yang akan merusak mental seorang anak :

Kayak anak om dong

Dandan dikit dong biar cowo suka!

Ih jurusan yang gak jelas 

Anak tante aja udah

Mungkin sekilas ungkapan ini terlihat seperti sedang memberikan motivasi ataupun niat mereka memang baik, tapi ada sedikit yang perlu dan penting untuk di perhatikan.

Semua kita di sini berpotensi menjadi pendidik,  pendidik itu bukan hanya yang berprofesi sebagai guru saja namun siapa saja yang bisa memberikan impact positif untuk orang lain entah berupa wawasan berkeperibadian ataupun ilmu terapan lainnya dan ada berbagai macam cara  untuk menyampaikan nasihat dengan baik yang bisa di gunakan:

Gunakanlah bahasa yang sopan yang sekira bisa di terima oleh anak biar tidak terkesan di pojokkan "nak nanti kalo ingin kayak anak om belajar yang rajin ya! dan jangan lupa  sering-sering bertanya dan diskusi sama teman-temannya."

tampakkanlah gesture yang welcome sama backround anak jangan menampakkan muka sinis.

Bahasanya terlihat seolah-olah  sama namun ada kalimat-kalimat kasih sayang sebagai pembeda yang akan membuat anak merasa tenang jika sedang diperdengarkan nasihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun