[caption id="attachment_213685" align="aligncenter" width="300" caption="egoisme yang tinggi"][/caption] Yes, zaman sekarang adalah zaman dimana banyak orang yang mementingkan kebutuhannya pribadi, demi kepuasan pribadi, kesenangan sendiri atau kepentingan golongan. Lihat saja kehidupan sehari-hari, kehidupan bermasyarakat yang semakin "tenggelam" dari makna sesungguhnya. Sudah tidak mengenal lagi arti kepentingan bersama, maksud dari kekeluargaan. Kekeluargaan yang ke-bablas-an :-) Yep! itu dia, sebagian dari pribadi kita mungkin (atau malah memang) merasa ada diposisi tersebut. Ngga perduli dengan susahnya orang lain, ngga mau tau apa yang jadi kepentingan bersama, kalo perlu "urus aja urusan loe sendiri!" Wah, beginikah budaya kita? selalu melihat ke-jelek-an atau ke-buruk-an orang, instansi, kelompok, golongan, sehingga yang terjadi adalah perang, tawuran, emosi yang dicampur aduk dengan keributan fisik. Emosi itu perasaan, Emosi itu hati, hati yang rusak adalah hati yang tidak dapat menghargai dirinya sendiri, apalagi orang lain? Penulis mungkin adalah salah satu "korban" ke-ganas-an untuk bersikap cuek, "terserah mau loe apa?! gue kagak ada urusan!". Yang penting happy! - salah satu slogan iklan yang melekat (tapi relatif buruk implementasinya ke masyarakat yah?). Siapapun yang berada diluar sana, yang mungkin belum menemukan kebersihan hatinya. Diharapkan untuk dapat melihat dan berkaca (tentunya bukan karena cantik/ganteng), tapi gunakan pikiran kalian, gunakan kedewasaan kalian dalam berpendapat, cari tau lewat internet (ada Google, ada Wikipedia, terserah mau pake apa, Internet udah murah!) Pfffff.. Penulis bisa saja berbuat hal yang sama dengan yang diatas, tapi apa daya jika hati tidak sesuai :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H