Mohon tunggu...
Muhammad Nur Haqim
Muhammad Nur Haqim Mohon Tunggu... Guru - Guru di Pondok Pesantren Modern ZIIS

seseorang yang mencoba bertarung dan mengembangkan negara dengan tinta atu ketikan jari jemarinya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Menyerah karena Engkau Belum Memperolehnya

23 Mei 2023   17:28 Diperbarui: 23 Mei 2023   17:39 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sungguh, dia menyerah dengan ketentuan taqdir tuhannya dalam menggapai mimpinya dan tidak mau berjuang dengan dalih bahwa ini sudah taqdir Tuhan yang sudah di tetapkan untuknya. Alih demi alih dia berkata "sekuat apa pun diriku mengejar cita citaku. Pada akhirnya aku akan kalah karena Tuhan telah menciptakan diri ini untuk menjadi makhluk yang gagal dalam kehidupanku." kemudian dia-pun berhenti dalam mengejar cita-citanya. 

Tidak! Ketahuilah bahwa dia yang gagal bukanlah dia yang menyerah pada taqdir yang belum di ketahuinya. Tetapi orang yang gagal adalah orang yang menyerah dan putus asa dengan apa yang di cita citakannya. padahal dia masih mampu tuk mengejarnya. 

Seharusnya muslim sejati itu tidak berputus asa karena terjatuh dari perahu yang menuju impiannya, tidak menyerah dengan ombak yang telah menerjangnya, dan tidak takut akan ombak yang lebih besar yang akan menjatuhkan kembali dirinya dari perahunya. Seorang pemuda yang kuat akan islam-nya dia yakin bahwa badai hari ini adalah pelangi yang akan datang. Sebab dia percaya bahwa usahanya selalu diawasi, di dengar, dan di lihat oleh Allah yang maha kuasa. 

muslim sejati dia akan selalu semangat dalam menuju cita citanya karena dia yakin bahwa petir hari ini adalah kecerahan hari yang akan datang. Jikalau hari esok dia tidak memperoleh kecerahan atau mentari yang bersinar untuk kehidupannya. 

Dia akan mencoba kembali karena dia yakin bahwa pilihan tuhannya adalah yang terbaik untuknya. Sebab dia berperasangka baik pada tuhannya yang dimana jikalau dia memperoleh mimpinya pada hari itu bisa jadi akan menambah kesedihannya. 

Wahai kawanku, teruslah berjuang dalam mencapai mimpi dan cita citamu. Teruslah mengayuh dayung perahumu dalam menuju pulau impianmu. Jangan lupa tengadahkan tanganmu untuk berdoa setiap langkah menuju cita citamu. Sebab usaha tanpa berdoa itu terbilang sombong dan sebaliknya berdoa tanpa usaha itu terbilang dusta. Maka langitkan doamu dan kuatkan usahamu sehingga atas izinnya kau akan mendapatkan apa yang kau impikan dan cita citakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun