Mohon tunggu...
M Nur Faizin
M Nur Faizin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tidak ada

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Merawat Takut

26 Oktober 2022   08:07 Diperbarui: 26 Oktober 2022   08:31 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Tiap kali menghadapi sesuatu, pasti amunisi yang selalu kita miliki adalah keberanian. Membuat keputusan besar, memilih sesuatu,  pengambilan langkah selanjutnya, dan seterusnya.  

Selalu ada kalimat 'tidak perlu takut', ya memang untuk apa kita meng-ada-kan rasa takut, jika ketakutan itu menghambat segala hal yang kiranya membuat kita bisa berkembang. Seperti halnya dalam memutuskan satu hal besar dalam hidup kita, ketakutan itu hanyalah akan menjadikan kita tidak bergerak, terhambat, atau bahkan mundur beberapa langkah karena itu adalah hal yang menakutkan.  

Tapi dalam banyak fakta, kita jarang menemukan orang yang tidak memiliki ketakutan. Ketakutan itu muncul dalam situasi yang membuat kita terancam; terancam karena perasaan bersalah, terancam karena akan mendapat hukuman, dan lainnya. Maka rasa-rasanya, keberadaan situasi terancam yang memunculkan ketakutan itu tidak bisa dihindari dan kita memang tidak punya kendali untuk meniadakan ketakutan itu. 

Ketakutan yang sudah berkelindan dengan kehidupan ini sepertinya lebih pantas untuk dirawat seperti anak sendiri, agar ketakutan ini tidak menjadi kurang ajar dengan seenaknya mengatur kita di dalam kehidupan. Rasa-rasanya penting sekali Merawat ketakutan, menjalin hubungan baik dengan takut, saling berkomunikasi. Menjalin hubungan seperti itu membuat kita menyatu dengan takut, menjadi lebih kenal dengan takut sehingga dapat memahami rasa takut. 

Satu contoh begini, aku pernah ingin memutuskan satu hal besar dalam hidup, namun ketakutan itu datang. Akhirnya aku lebih memilih menghindari ketakutan daripada menghadapinya. Namun nyatanya, menghindari ketakutan ini membuatku lebih banyak menjumpai ketakutan-ketakutan lain yang lebih menakutkan. Akibatnya aku merasa tidak bisa berkembang, karena menghindari ketakutan itu. Yaaa, mungkin jika dipikir-pikir aku masih belum mengenal dekat dengan takut itu. 

Tidak merawat takut itu malah menjadi bahaya, karena merawat takut juga bukan hanya tentang bisa bebas menghadapi ketakutan, takut ini menjadi pagar pembatas untuk tidak melakukan sesuatu di luar batas wajar. 

Satu contoh begini, seorang polisi yang salah satu tugasnya adalah memberantas narkoba, ternyata ia adalah seorang bandar narkoba, narkoba yang dijual itu adalah narkoba yang didapat dari hasil temuan pengguna narkoba yang berhasil ia tangkap. Sekali lagi ini hanya contoh, semoga tidak pernah terjadi. Dan kita semua bisa merawat ketakutan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun