Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Kenal Tuhan Langit, Akankah Mereka di Neraka?

13 Februari 2021   12:00 Diperbarui: 25 Juli 2022   08:27 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila kita berpikir tentang Adam dan Hawa, artinya seluruh penduduk bumi adalah hasil dari difusi global. Karena tidak satu individu pun dapat muncul tetiba dari batu gua _generatio spontania_  seperti yang dipikirkan Aristoteles. Saya harus memaksakan pikiran ini, atau kita percaya Teori Evolusi. Dan bila kita percaya Darwin maka kita sedang keluar dari agama langit (monoteisme).

Entah bagaimana ini menjadi tampak mudah, begitu saja keturunan Adam memenuhi bumi, menggelinding dan menjadi asing satu sama lain. Jika manusia bukan hasil modifikasi kera seperti kata Darwin, artinya dari titik Adam dan Hawa, manusia telah melakukan perjalanan global melintasi kedalaman palung, terjangan samudra, dan batas ketidakmungkinan apapun. Tanpa navigasi dan terdampar ke sudut-sudut terjauh lalu menjadi aborigin.

Armada Kapten James Cook menemukan pulau Tasmania di belakang benua Australia dengan penduduk asli yang sudah terisolasi selama 10.000 tahun. Bila ini valid, artinya setelah melakukan perjalanan terjauhnya, keturunan Adam di Tasmania telah kehilangan daya jelajah.

Sebagai makhluk yang membaca fenomena alam, kita bisa sepakat dengan teori evolusi sintesis modern terhadap hewan dan tumbuhan, dan menjadi kecuali untuk manusia. Dogma akan begitu saja membatalkan timbunan fakta yang dikumpulkan para saintis bila tak sesuai dengan perintah langit. Itulah kekuatan iman.

Seperti kita menengadah ke langit dan percaya bahwa Tuhan ada di atas, sedangkan kita melihat fakta astronomi, bahwa bumi terus berputar dan mengelilingi bintang matahari dan bergabung bersama miliaran bintang lainnya di himpunan galaksi Bima Sakti. Satu dari miliaran galaksi lainnya di langit. Artinya langit adalah sesuatu yang jungkir balik. Tidak ada langit yang selalu di atas.

"Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya". (Yasin: 40). Dalam garis edarnya, langit siang dan langit malam itu berbeda, dan terus berbeda ketika bumi berevolusi mengelilingi matahari, dan bersama matahari pergi mengelilingi Lubang Hitam (Black Hole). Langit tidak pernah sama.

Ahli biologi evolusioner dari Oxford University, Richard Dawkins di salah satu kanal Youtube mendiskripsikan, bila umur bumi yang 4,6 miliar tahun diumpamakan sebagai lengan, maka manusia Sapiens mulai ada di bagian kuku. Kita sekarang berada di ujung kuku yang biasanya dipotong bila sudah memanjang.

Dawkins adalah seorang pembantah kreasionisme dan perancangan cerdas yang terkemuka. Ia murid Darwin sejati, acap bersebati dengan Lawrence Krauss seorang fisikawan teoretikal, kosmologis Amerika-Kanada dan penulis buku Something from Nothing. Keduanya selalu tampil di Youtube untuk sesekali menertawakan Tuhan.

Di lain pihak, para pembantah teori evolusi menegaskan sebuah teori perancangan cerdas (intelligent design), bahwa manusia adalah hasil dari suatu sebab yang intelijen, bukan oleh proses tak terbimbing seperti seleksi alam. Perancangan cerdas merupakan bentuk modern dari argumen teleologis akan keberadaan Tuhan, dan berusaha untuk secara mendasar mendefinisikan ulang sains agar dapat menerima penjelasan supranatural.

Mau tidak mau tugas kita sebagai theis dari agama Samawi, ketika teori evolusi secara seluruhnya ilmiah dan terlihat sulit dibantah akal, adalah dengan menemukan tinggalan fakta bahwa Tuhan telah melakukan intervensi terhadap proses ilmiah ciptaannya sendiri dengan mengirim Adam dan Hawa ke bumi, mendepak mereka dari surga dalam "kerjasama terencana" bersama Iblis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun